"Kami baru mendapat laporannya kemarin (Kamis, 27 Mei 2021). Kondisinya masih utuh dengan lingkungan sekitar terdapat tanaman maja," kata Winarto.
Winarto menjabarkan bahwa sumur kuno memiliki diameter sekitar 60 cm dan kedalaman 180 cm.
Dilansir Kabar Wonosobo dari Antaranews, sumur kuno tersebut dilaporkan dibuat dengan enam jobong yang dipercaya telah berusia ratusan tahun.
Baca Juga: NASA Kirim 2 Piringan ‘Emas’ Berisi Foto dan Suara untuk Alien yang Menemukan Voyager
Penemu dan masyarakat sekitar mempercayai bahwa sumur itu kuno karena bahan pembuatnya adalah gerabah atau jobong.
Jobong-jobong tersebut kemudian membentuk sumur dan kemudian seiring berjalannya waktu menjadi penyangga dinding agar tidak runtuh.
Menariknya, jobong-jobong kuno tersebut masih terlihat utuh dengan ketebalan sekitar satu centimeter, dengan tinggi sekitar 60-70 centimeter dan diameter 60 centimeter.
Untuk mendukung dugaan mengenai asal-usulnya, disekitar temuan tersebut banyak ditemukan pohon maja yang buahnya pahit dan rimbunan pohon pisang.
Winarto menyebutkan bahwa pohon maja dapat dengan mudah dikenali lewat buahnya yang berwarna hijau terang dan berbentuk mirip jeruk bali, namun rasanya pahit.