Kebiasaan tersebut terus berlangsung hingga Uskup Nicholas dikabarkan telah meninggal dunia.
Beberapa orang mempercayai bahwa pada saat tertentu, seperti Natal, arwah Uskup Nicholas masih datang dan membagikan hadiah.
Baca Juga: Gajah Sinterklas Bagikan Masker ke Sekolah di Pesta Natal Thailand
Sejak itu, beberapa penganut Kristen meyakini adanya Santa Claus atau Saint Nicholas sebagai jelmaan Uskup yang sangat mereka cintai.
Namun, Uskup tersebut tidak digambarkan mempunyai tubuh gemuk dengan janggut panjang.
Dia justru digambarkan sudah berusia 60 tahun, memiliki kulit seperti minyak zaitun khas orang Yunani, mata cokelat, dan berambut abu-abu atau perak.
Pada tahun 1822, Clement Clarke Moore, seorang menteri Episkopal (keuskupan) menulis sebuah puisi Natal panjang untuk tiga putrinya yang berjudul Laporan Kunjungan dari Santa Claus.
Pada puisi tersebut, Moore menggambarkan Saint seperti apa yang sering kita lihat saat ini, yakni ‘peri tua periang’ dengan sosok gemuk dan kemampuan supranatural untuk menerbangkan kereta rusanya.
Meskipun beberapa gambaran Moore mungkin melihat dari sumber lain, puisinya membantu mempopulerkan gambaran Santa Claus yang sekarang dikenal sebagai sosok berkeliling dari rumah ke rumah pada malam Natal dan kemudian meninggalkan hadiah untuk anak-anak.***