Perjalanan Sarat Wewangian Jati Wesi dan Tanaya Suma dalam Sinopsis Novel Aroma Karsa, Karya Dewi Lestari

6 April 2021, 22:26 WIB
Aroma Karsa, novel fenomenal Dee Lestari yang menjadikan Gunung Lawu sebagai latar utama. Foto diambil dari akun Instagram @deelestari. / Instagram.com/ @deelestari

 

 

KABAR WONOSOBO ― Membaca karya Dewi Lestari atau penulis dengan nama pena Dee Lestari berarti turut hadir pula dalam kisah-kisah yang ia tulis.

Aroma Karsa yang terbit 2018, menjadikan Jati Wesi sebagai karakter utama. Seorang Banaspati ―penjaga Dwarapala, tempat tersembunyi di Gunung Lawu― yang dibawa kabur ke dunia manusia.

Jati Wesi digambarkan sebagai sosok pemuda dengan kekuatan penciuman luar biasa. Dibesarkan oleh seorang pemilik toko parfum di Bantar Gebang.

Baca Juga: Sinopsis Film Futuristik Chaos Walking Bertabur Bintang, Tom Holland, Daisy Ridley hingga Mads Mikkelsen

Tokoh lain yang tak kalah penting dalam Novel terbitan Bentang Pustaka ini adalah Tanaya Suma, ia adalah anak angkat Raras Prayagung yang memiliki kemampuan serupa dengan Jati Wesi.

Walaupun pada awalnya, tokoh Suma sendiri terlihat menyebalkan dan terkenal sebagai anak manja karena kemampuan tersebut.

Namun, mengingat latar belakang Suma dan tekanan yang harus ia terima sebagai bagian dari Prayagung dan menjadi salah satu darinya, alasan tersebut cukup membuat pembaca mengerti.

Baca Juga: Sinopsis Novel Amba Karangan Laksmi Pamuntjak Sajikan Roman hingga Nilai Moralitas dan Sejarah Bangsa

Sinopsis Aroma Karsa

Dari sebuah lontar kuno, Raras Prayagung mengetahui bahwa Puspa Karsa yang dikenalnya sebagai dongeng, ternyata tanaman sungguhan yang tersembunyi di tempat rahasia.

Obsesi Raras Prayagung memburu Puspa Karsa, bunga sakti yang konon mampu mengendalikan kehendak dan cuma bisa diidentifikasi melalui aroma, mempertemukannya dengan Jati Wesi.

Jati memiliki penciuman luas biasa. Di TPA Bantar Gebang, tempatnya tumbuh besar, ia dijuluki si Hidung Tikus. Dari berbagai pekerjaan yang dilakoninya untuk bertahan hidup, satu yang paling Jati banggakan, yakni meracik parfum.

Baca Juga: Menyelami Realitas Eka Kurniawan Lewat Kumpulan Cerpen Corat-coret di Toilet, 13 Kisah Penuh Simbol dan Kritik

Kemampuan Jati memikat Raras. Bukan hanya untuk mempekerjakan Jati di perusahannya, Raras ikut mengundang Jati masuk ke dalam kehidupan pribadinya. Bertemulah Jati dengan Tanaya Suma, anak tunggal Raras, yang memiliki kemampuan serupa dengannya.

Semakin jauh Jati terlibat dengan keluarga Prayagung dan Puspa Karsa, semakin banyak misteri yang ia temukan, tentang dirinya dan masa lalu yang tak pernah ia tahu.

Novel dengan tema serupa dari luar

Kemampuan spesial tersebut sama dengan tokoh Jean-Baptise Grenouille yang menjadi penggerak cerita Perfume karya Patrick Süskind.

Baca Juga: Buku Irfan Afifi Saya, Jawa, dan Islam Terlahir Hasil dari Proses Lelaku Mengenali Diri dan Sejarah

Bagaimana cara Jati dan Suma menganalisis bau hingga membawa pembaca seolah-olah dapat ikut membaui pula. Latar kemunculan Jati dan Grenouille juga hampir mirip.

Jati yang muncul dan tumbuh di sebuah tempat pembuangan sampah terbesar se-Indonesia, sementara Grenouille tumbuh di lingkungan Paris abad ke-18 yang kotor.

Menghasilkan Jati dan Grenouille dewasa yang tahan dengan segala jenis bau. Hal tersebut berbeda jauh dengan sosok Suma yang sejak lahir diambil Raras untuk dibawa ‘ke istananya’ yang jauh sekali dari keadaan Bantar Gebang.

 Baca Juga: Sinopsis Laut Bercerita Karya Leila S Chudori, Kisah Pilu Biru Laut yang Rekam Masa Kelam Orba

Dua tokoh kunci

Latar belakang dua tokoh utama tersebut menghasilkan dua tokoh berkemampuan sama, tetapi dengan pandangan berbeda. Jika Jati digambarkan lebih ‘legowo’ menerima apa yang ia terima dan selalu berusaha memberikan yang terbaik.

Maka, Suma lebih digambarkan bersikap arogan dan pola pikirnya tidak sepanjang Jati. Walaupun hal tersebut berbalik sejak pertengahan buku. Menjadikan pertemuan Jati dengan Suma menjadi hal yang benar untuk dilakukan.

Bukan hanya karena mereka ‘dua tokoh yang memang harus bertemu’ tetapi Suma perlu untuk bertemu Jati demi mengubah sifat arogan dan manjanya.

Baca Juga: VOC Berdiri 20 Maret 1602, Perusahaan Multinasional Pertama di Dunia yang Bangkrut dengan Utang 137 Gulden

Mereka lantas dipertemukan kembali dalam perjalanan untuk memenuhi ambisi Raras Prayagung. Musuh sesungguhnya di Aroma Karsa.

Ia digambarkan sebagai seorang perempuan yang teramat ingin menemukan bunga Puspa Karsa. Tanaman yang sesungguhnya merupakan perwujudan dari Sang Hyang Bathari Karsa.

Walaupun digambarkan seolah-olah Puspa Karsa yang paling jahat karena berusaha terus terlahir dengan menitis melaui satu perempuan ke perempuan lain, tetapi jika diamati lebih lanjut ia tidak sejahat itu.

Baca Juga: Di Film Serious Men Nawazuddin Siddiqui Angkat Realita Pendidikan dan Kasta India Lewat Kisah Penipuan

Puspa Karsa tidak akan memiliki keinginan untuk menitis jika tidak hadir tokoh seperti Raras Prayagung yang termakan obsesi pribadi.

Terlibat dalam perjalanan memburu ‘obsesi Raras’ membuat Suma dan Jati mulai mendapati hal lain tentang masa lalu mereka. Tentang tragedi yang terjadi di awal kelahiran mereka, tugas Jati yang sesungguhnya, dan target Puspa Karsa yang asli.

Petualangan tersebut menyajikan kisah romansa yang mulai tumbuh antar Jati dan Suma, kisah-kisah mistis di balut fantasi di Dwarapala, perjalanan dua tokoh utama meraih tujuan masing-masing, dan akhir yang harus diterima Raras Prayagung.

Baca Juga: Sinopsis Kisah Untuk Geri, Serial tentang Remaja yang Jalani Kehidupan Pelik dan Konflik Keluarga dan Cinta

Novel setebal 700-an halaman ini tidak hanya sekadar susunan kalimat saja. Dee Lestari seperti seorang essais yang menyajikan penelitiannya lewat sebuah karya sastra.

Membaca Aroma Karsa akan membuat pembaca tenggelam dalam diksi-diksi indah pilihan penulis. Cerita tentang Tanaya Suma dan Jati Wesi disusun secara runut. Seperti ketika seseorang menulis titik-titik kecil membentuk satu garis panjang.

Seperti yang sudah-sudah, Dee selalu menghadirkan open-ending yang memberi harap pembaca akan kelanjutkan kisah Jati Wesi berperang melawan Puspa Karsa. Persis seperti yang terjadi di novel terakhir seri Supernova, Intelegensi Embun Pagi.

Baca Juga: Inilah Sinopsis Stand By Me Doraemon 2 yang Ternyata Ada Kaitan dengan Grandma's Memories

Profil Singkat Dee Lestari:

Dewi Lestari, dikenal dengan nama pena Dee Lestari, lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Debut Dee dalam kancah sastra dimulai pada 2001 dengan episode pertama novel serial Supernova yang berjudul Ksatria, Putri, dna Bintang Jatuh.

Lima episode berikutnya terdiri atas Akar (2004), Petir (2004), Partikel (2012), Gelombang (2014), ditutup dengan Intelegensi Embun Pagi (2016) yang terpilih menjadi IKAPI Anugerah Pembaca Indonesia 2016.

Dee juga menulis buku-buku fenomenal lainnya, yakni Filosofi Kopi (2006), Rectoverso (2008), Perahu Kertas (2009), Madre (2011), dan Kepingan Supernova (2017).

Baca Juga: NASA Kirim 2 Piringan ‘Emas’ Berisi Foto dan Suara untuk Alien yang Menemukan Voyager

Dua buku nonfiksi lainnya adalah Di Balik Tirai Aroma Karsa dan Rantai Tak Putus. Buku terakhirnya terbit bulan lalu, berjudul Rapi Jali. Hampir semua buku karangan Dee diangkat menjadi film layar lebar.***

Editor: Erwin Abdillah

Tags

Terkini

Terpopuler