Menilik Kisah Cinta Terhalang Kerusuhan PKI di Antara Amba dan Bhisma di Novel 'Amba' Laksmi Pamuntjak

29 September 2022, 11:58 WIB
Dua tokoh wayang dari cerita Mahabharata yaitu Bhisma dan Amba dibawa menjadi tokoh utama novel Amba karya Laksmi Pamuntjak yang gunakan latar G30S PKI di Yogyakarta hingga Pulau Buru. /Ilustrasi dari Freepik/pikisuperstar/

KABAR WONOSOBO - Diterbitkan pertama kali tahun 2013 lalu oleh Gramedia Pustaka Utama, novel Amba yang ditulis Laksmi Pamuntjak merupakan salah satu roman sejarah populer di Indonesia. 

Gunakan dua tokoh utama dari cerita wayang Mahabharata, yaitu Amba dan Bhisma, novel Amba menjadikan keduanya sebagai pasangan kekasih yang terpisahkan lantaran konflik G30S PKI di Yogyakarta. 

Laksmi Pamuntjak membangun plot novel Amba lewat perjalanan pencarian tokoh utama, yaitu Amba dalam mencari sosok Bhisma yang ditangkap dalam kerusuhan G30S PKI dan diasingkan ke Pulau Buru di antara tahun 1965-an. 

Baca Juga: Alasan Generasi Muda Wajib Baca Novel Sejarah, Salah Satunya karena Tak Semua Fakta Diungkap

Cinta segitiga Bhisma - Amba - Salwa

Novel yang turut diterjemahkan dalam bahasa asing dengan judul The Question of Red ini memiliki tokoh utama bernama Amba Kinanti dan Bhisma Rashad.

Novel ini mengambil latar di Yogyakarta, Kediri, dan Pulau Buru dengan suasana yang dibangun di era kerusuhan G30S PKI.

Laksmi Pamuntjak mengawali dengan menceritakan awal masa kecil Amba bersama dengan keluarganya di Kadipura.

Kehidupannya dengan menjadi kakak dari sepasang bayi kembar cantik, Ambika-Ambalika.

Baca Juga: Ulasan Novel 'Laut Bercerita' Leila S Chudori yang Gambarkan Aksi Penculikan Aktivis Tahun 1998

Ia yang hanya tertarik dengan buku sampai keberangkatan Amba untuk melanjutkan studi ke Yogyakarta

Kisah cinta Amba dibuka oleh kehadiran Salwa sampai berlabuhnya ia di hati Bhisma, dokter lulusan Jerman yang lantas menghilang.

Ketiganya sendiri merupakan nama-nama populer dalam epos cerita Mahabharata yang terkenal.

Dibawa ke Indonesia di tahun 1965-an, kisah cinta segitiga di antara Bhisma, Amba, dan Salwa dibangun.

Baca Juga: Jadwal Tayang Drama Korea Little Women, Kisah 3 Bersaudara Adaptasi Novel Louisa May Alcott

Amba-Bhisma dan tragedi G30S PKI

Romansa di antara Bhisma dan Amba diwarnai dengan konflik politik yang sedang terjadi di tahun 1965-an.

Masa-masa ketika gerakan Partai Komunis Indonesia yang gencar-gencarnya diberitakan.

Melalui Amba, pembaca akan belajar untuk tidak hanya memandang PKI sebagai ‘sumber kekacauan Indonesia’ tetapi turut membuka pemikiran, bahwa tangan-tangan amoral lah yang menghancurkan negeri ini.

Tidak peduli itu PKI, militer, atau pemerintah sendiri.

Novel ini menyajikan proses belajar yang menyenangkan dan juga indah dengan kata-kata puitis, setiap bagian dibuka dengan kisah pewayangan, dan penggambaran latar yang sempurna.

 Baca Juga: Review Novel 'Amba' Laksmi Pamuntjak, Ambil Latar Kerusuhan G30S PKI

Amba dan perlawanan seorang perempuan

Selain sejarah yang menjadi latar hingga berpengaruh kepada jalan cerita. Amba juga turut pula diwarnai oleh intrik Amba dengan diri sendiri.

Mengenai konfliknya sebagai perempuan, sebagai makhluk Tuhan, sebagai putri dari orang tua yang berpandangan berbeda, dan juga sebagai kakak.

Sedangkan Bhisma lebih diceritakan bagaimana ia bertarung dengan prinsip dan ketakutan.

Amba turut pula menyajikan pembelajaran terkait perempuan.

Baca Juga: Kutipan 'Laut Bercerita' Leila S Chudori; Novel Sejarah tentang Tragedi Penculikan Aktivis Tahun 1998

Terutama perempuan yang tumbuh di lingkungan adat Jawa yang kental.

Bahwa perempuan haruslah untuk ‘manut’ atau menurut.

Dilarang untuk melakukan banyak hal, termasuk mendapatkan pendidikan yang layak, hanya karena ia perempuan.

Namun, Amba mendobraknya. Ia perempuan yang bebas.

“Kamu jangan sampai terjerat oleh apa yang dibayangkan orang. Kamu harus bisa mengatasinya dan memberi makna sendiri kepada namamu.” (kutipan halaman 107)

Baca Juga: Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala, Siap Jadi Serial Netflix

Bukan hanya itu, ada paragraf-paragraf yang juga disusupi oleh penggambaran mengenai makanan, kisah-kisah dalam pewayangan, serta buku-buku dan puisi.

Amba karangan Laksmi Pamuntjak merupakan salah satu novel yang berhasil menjadikan tokoh terkenal dari epos Mahabharat menjadi sebuah tulisan yang mengenyangkan.

Bagaimana Amba, putri dari Kasi yang dibuang oleh sang kekasih, Salwa, setelah dicampakkan oleh Bhisma Dewabrata lantas menuntut balas.

Novel ini tidak hanya menghadirkan tragedi amoral di masa lalu yang menyusup hingga ke ranah-ranah terkecil dari para tokoh yang terlibat.

Melainkan turut menghadirkan romansa indah, hubungan antar manusia dan Tuhan, manusia dengan manusia, juga manusia dengan dirinya sendiri.

Baca Juga: Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala, Siap Jadi Serial Netflix

Blurb Amba - Laksmi Pamuntjak

Tahun 2006: Amba pergi ke Pulau Buru. Ia mencari orang yang dikasihinya, yang memberinya seorang anak di luar nikah. Laki-laki itu Bhisma, dokter lulusan Leipzig, Jerman Timur, yang hilang karena ditangkap pemerintah Orde Baru dan dibuang ke Pulau Buru.

Ketika kamp tahanan politik itu dibubarkan dan para tapol dipulangkan, Bhisma tetap tak kembali.

Novel berlatar sejarah ini mengisahkan cinta dan hidup Amba, anak seorang guru di sebuah kota kecil di Jawa Tengah.

Baca Juga: 20 Kutipan 'Laut Bercerita' Leila S Chudori, Novel yang Kisahkan Tragedi 1998

“Aku dibesarkan di Kadipura. Aku tumbuh dalam keluarga pembaca kitab-kitab tua.”

Tapi ia meninggalkan kotanya. Di Kediri ia bertemu Bhisma.

Percintaan mereka terputus dengan tiba-tiba di sekitar peristiwa G30S di Yogyakarta.

Dalam sebuah serbuan, Bhisma hilang selama-lamanya. Baru di Pulau Buru, Amba tahu kenapa Bhisma tak kembali.***

Editor: Khaerul Amanah

Tags

Terkini

Terpopuler