Badan Konservasi Alam Internasional: Komodo dan 38.500 Spesies Global Terancam Punah karena Perubahan Iklim

- 8 September 2021, 10:51 WIB
Komodo atau kadal terbesar di dunia yang merupakan hewan endemik NTT dan terancam punah
Komodo atau kadal terbesar di dunia yang merupakan hewan endemik NTT dan terancam punah /www.theguardian.com

KABAR WONOSOBO – Kelangsungan hidup kadal terbesar di dunia atau komodo di alam liar mengalami bahaya yang serius.

Hal itu disebabkan karena habitat komodo yang berada di luar kawasan lindungnya di Indonesia mengalami tekanan dari manusia dan juga perubahan iklim yang terjadi sekarang ini.

International Union for Conservation of Nature (IUCN), akhir pekan ini merilis “daftar merah” spesies yang rentan hingga terancam punah, termasuk komodo.

Baca Juga: Pemanasan Global: Perairan Tropis Menghangat, Beberapa Spesies Ikan Menjauh dari Laut Khatulistiwa

Dalam pertemuan Kongres Konservasi Dunia di Kota Marseille, Prancis, IUCN mengatakan naiknya permukaan laut disebabkan oleh suhu yang lebih panas hingga mencairkan es dan lautan.

IUCN melanjutkan bahwa hal tersebut akan mengurangi habitat komodo dan juga pulau-pulau terpencil setidaknya 30% dalam kurun waktu 45 tahun ke depan.

Kongres yang dihadiri lebih dari 1.400 orang yang terdiri dari pejabat pemerintah, LSM dan kelompok lainnya itu menyebutkan keadaan habitat komodo saat ini.

Baca Juga: Badak Putih Utara Dinyatakan Punah Satu-satunya Pejantan Mati, Tersisa 2 Badak Betina di Kenya

“Sementara subpopulasi di Taman Nasional Komodo saat ini stabil dan terlindungi dengan baik, namun komodo di luar kawasan lindung termasuk Pulau Flores tengah terancam akibat aktivitas manusia,” kata badan tersebut.

Berdasarkan catatan ilmuwan Bangsa Barat pada tahun 1910, kadal yang dapat tumbuh hingga tiga meter itu ditemukan lebih dari tiga abad setelah penjajah Belanda mencapai Asia Tenggara.

Catatan tersebut menyebutkan bahwa kromosom proses seks dari hewan itu hanya akan menghasilkan keturunan pejantan dan juga dapat menyebabkan perkawinan sedarah.

Baca Juga: IPCC Memberikan ‘Kode Merah untuk Kemanusiaan’ Terkait Perubahan Iklim Kepada Seluruh Negara di Dunia

“Daftar merah” terbaru yang dirilis oleh IUCN menyebutkan bahwa dari 138.374 spesies yang didata secara global, lebih dari 38.500 atau sekitar 28% dari spesies itu terancam punah.

Di antara spesies yang terancam punah tersebut, 37% berasal dari spesies ikan hiu dan pari karena penangkapan ikan yang berlebihan, degradasi habitat dan efek pemanasan laut.

Berdasarkan data tersebut, angka itu menunjukkan kenaikan sekitar 30% dari laporan “daftar merah” tahun lalu.

Baca Juga: Nyaris Punah, Axolotl Si Salamander Naga Air ternyata Punya Kemampuan Regenerasi Tubuh seperti X Men

Meski begitu, IUCN menyebutkan bahwa beberapa negara menunjukkan adanya tren positif dengan beberapa tanda pemulihan karena penegakan kuota penangkapan ikan.

Seperti di Atlantik di mana status ikan hiu sirip biru meningkat dari “terancam punah” menjadi “mengkhawatirkan” .

“Penilaian daftar merah ini adalah bukti bahwa pendekatan perikanan berkelanjutan berhasil dengan manfaat jangka panjang yang sangat besar untuk mata pencaharian dan keanekaragaman hayati,” kata anggota IUCN, Bruce Collette.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: smh.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x