Namun kandungan mikroplastik dalam sumber mata air lebih sedikit dibandingkan dalam air minum dalam kemasan atau AMDK.
Artinya, keberadaan mikroplastik dalam AMDK galon sekali dapat berasal dari degradasi plastik kemasan itu sendiri.
Baca Juga: Hari Jantung Sedunia: Kenali Penyebab, Tanda dan Cara Mencegah Serangan Jantung
Mikroplastik dalam sampel memang tidak melebihi batas aman yang diberikan oleh WHO. Namun, demikian, bila dikonsumsi dalam jangka panjang, tentu berpotensi berisiko tinggi bagi kesehatan manusia.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik tahun 2016, sekitar 31% masyarakat Indonesia menjadikan AMDK sebagai sumber konsumsi air minumnya, dan angka tersebut adalah yang tertinggi dibandingkan sumber air lainnya.
Tingkat ketergantungan yang tinggi ini berpeluang menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan seperti kerusakan jaringan dan risiko kanker, bila produk tidak memperhatikan kemasan produknya.
Baca Juga: 7 Menu Sarapan Untuk Bantu Kurangi Berat Badan
"Metode pengiriman alternatif harus menjadi pilihan utama bagi produsen, karena jelas plastik sekali pakai berpeluang mengancam kesehatan dan menambah beban lingkungan," ujar Afifah Rahmi Andini dari Greenpeace Indonesia.***