Resensi Al Abaraat: Tragedi Kekalahan Umat Islam dan Cinta Keturunan Bani Ahmar di Granada Andalusia

- 17 Oktober 2021, 14:53 WIB
Istana Alhambra, Granada, Andalusia, Spanyol.
Istana Alhambra, Granada, Andalusia, Spanyol. /Pixabay.com/dkatana

Baca Juga: Ciri-ciri Buku Bajakan yang Kerap Dijual di Marketplace, Pemicu Kemarahan Tere Liye

Hubungan keduanya diketahui seorang pemuda yang cintanya bertepuk sebelah tangan pada Floranda. Akhirnya Said diseret ke Mahkamah Al Taftisy (Mahkamah yang dididirikan di Spanyol saat bangsa Arab berkuasa) untuk diadili.

Saat itu, Mahkamah memberi pilihan jika Said ingin bersama Floranda dia harus meninggalkan agama dan keyakinannya, kemudian memeluk agama Nasrani. Namun Said menolak,

”Coba tunjukkan padaku firman Tuhan dan sabda rasul kalian yang menetapkan hukuman mati sebagai ganjaran yang tepat bagi orang yang tak seiman dan seagama kalian!” teriak Said saat itu.

Said pun diseret ke tempat hukuman, sebuah tempat untuk memenggal ribuan kepala kaum muslimin. Said pun dieksekusi diiringi teriakan pilu Floranda. Itulah kisah dari keturunan terkahir Bani Ahmar di Granada.

Baca Juga: Sejarah Suku Dayak Kalis, Kenali Suku Asli Kalimantan Barat yang Jarang Diangkat di Buku Sejarah

Mustafa Lutfi Al Manfaluthi dengan gaya bahasanya membawa pembaca hanyut dalam pikirannya.

Makna cerpen ini tidak sekedar menjelaskan runtuhnya Bani Ahmar di Granada Andalusia karena keturunan terakhir di eksekusi.

Namun juga menggambarkan penyebab kekalahan kaum muslim saat itu karena perasaan serakah akan kekuasaan hingga tercerai berai.***

Halaman:

Editor: Arum Novitasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah