KABAR WONOSOBO - Jika seorang gadis mengatakan pada orang tuanya bahwa ia akan menikah atau sudah memiliki pasangan, sang orang tua biasanya akan bertanya, "Dia bekerja dimana atau pekerjaanya apa?" Atau mungkin pertanyaan lain yang sejenis.
Novel Magdalena ini pertama kali ditulis oleh Alphonse Karr. Kemudian diterjemahkan oleh Mustafa Lutfi al-Manfaluti, seorang sastrawan Mesir.
Novel dengan judul asli Sous les Tilleus, asli berbahasa Prancis kemudian disadur Mustafa Lutfi Al Manfaluthi ke dalam bahasa Arab dengan judul Al Majdulin. Lalu novel ini menyebar ke seluruh dunia hingga ke Indonesia dan diterjemahkan dengan judul Magdalena.
Baca Juga: Sinopsis Kita, Kata, dan Cinta dari Khrisna Pabichara, Novel yang Menguji ‘Iman’ Berbahasa Indonesia
Polemik terjadi di Indonesia ketika novel "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" karya Hamka, dituduh memplagiasi novel ini. Polemik ini bermula dari tulisan di majalah "Bintang Timoer" tahun 1962, kemudian diikuti media lain. Hingga esai Abdullah SP “Aku mendakwa Hamka Plagiat” yang dimuat pada 5 dan 7 Oktober 1962.
Polemik tersebut hilang setelah almarhum HB Yasin, mengungkapkan analisa sekaligus pembelaannya pada karya Hamka. Kendati demikian, hingga saat ini tidak jelas apa yang terjadi.
Novel Magdalena menceritakan dua tokoh Magdalena dan Stevan. Cinta dipahami bukan sekedar cinta, namun juga harus ada kejelasan mengenai nasib dan masa depan.
Kisah ini berlatar belakang cinta tidak direstui sebab dianggap sang lelaki tidak memiliki masa depan.