Beberapa cerita yang lantas dibangun, termasuk melalui tokoh Budi Baik dan Iteung, menjadikan Seperti Dendam sebagai salah satu novel yang sarat akan kritik sosial.
Kekhasan Eka Kurniawan membangun cerita melalui hal-hal kecil yang diolah sedemikian rupa, menjadikan problema Ajo Kawir yang dianggap “tabu” menjadi hal penting di sepanjang cerita.
Baca Juga: Quotes Corat Coret di Toilet, Kumcer Karya Eka Kurniawan yang Angkat Isu Politik hingga Kemanusiaan
Ajo Kawir dan Budi Baik, Penggambaran Lelaki yang Lumrah di Masyarakat
Ajo Kawir dan Budi Baik merupakan dua karakter lelaki yang berkaitan erat di seluruh cerita Seperti Dendam.
Baik Budi Baik maupun Ajo Kawir sendiri sama-sama jatuh cinta dengan seorang karakter perempuan bernama Iteung.
Tak seperti karakter perempuan mainstream di beberapa cerita fiksi, Iteung merupakan seorang yang perkasa dan sempat mengalahkan Ajo Kawir.
Tak seperti Budi Baik yang digambarkan telah sempurna ‘sebagai lelaki maskulin seperti standar masyarakat’, Iteung justru memilih Ajo Kawir.
Dipilihnya Ajo Kawir atas Iteung menggambarkan bahwa maskulinitas lelaki yang sesungguhnya tidak hanya pada kemampuannya secara reproduksi.
Namun, bagaiamana lelaki mengolah perasaan, membangun kapasitas diri, dan melindungi seperti yang dilakukan Ajo Kawir terhadap Iteung.