Mengenal Kateter Urin, Viral karena Video TikTok Curhatan Nakes Pasang Kateter ke Pasien

- 2 Juni 2022, 07:30 WIB
Viral di TikTok Bikin Galfok Nakes buat Konten Pasang Kateter, Netizen: Baca Lagi Kode Etik!
Viral di TikTok Bikin Galfok Nakes buat Konten Pasang Kateter, Netizen: Baca Lagi Kode Etik! /Twitter @areajulid/TikTok @moditabok

KABAR WONOSOBO - Video seorang tenaga kesehatan yang curhat di TikTok viral dan menuai kontroversi.

Tenaga kesehatan atau nakes tersebut viral lantaran dalam video TikToknya ia mengaku bahwa telah memasangkan kateter urin pada seorang pasien pria tampan yang seumuran dengan dirinya.

Pengakuan nakes tersebut menuai cibiran dari netizen karena dirinya dianggap telah melanggar peraturan tenaga kesehatan tentang tidak membocorkan privasi pasien.

Baca Juga: UPDATE Virus Cacar Monyet: Temuan 100 Kasus Baru dan Karantina 21 Hari Bagi Pasien Terkonfirmasi di Belgia

Apalagi kateter urin yang dipasangkan ke tubuh pasien itu dimasukkan lewat area vital pasien yang tentunya menyangkut ranah privasi pasien

Kateter urin adalah sebuah alat kesehatan berupa selang tipis yang materialnya terbuat dari karet atau plastik lentur.

Untuk menggunakannya, kateter urin harus dimasukkan ke lubang kencing pasien agar pasien tersebut dapat buang air kecil dengan normal.

Selain itu kateter urin juga dapat digunakan untuk membantu prosedur operasi.

Baca Juga: Bupati Ambil Sumpah Janji 315 PNS Guru, Nakes, dan Tenaga Teknis di Lingkungan Pemkab Wonosobo

Kateter dapat membantu orang yang mengalami kesulitan kencing dan sedang sakit yang membuat mereka kesulitan kencing hingga tuntas.

Kandung kemih yang tidak dikosongkan bisa membuat air kencing yang telah siap keluar kembali ke ginjal dan menyebabkan kerusakan hingga kegagalan fungsi ginjal.

Dilansir dari Hello Sehat, orang yang disarankan untuk menggunakan kateter urin adalah orang-orang dengan kondisi berikut:

Baca Juga: Viral Video TikTok Nakes Curhat Pasang Kateter ke Pasien, RSUD Wonosari dan Unisa Yogyakarta Klarifikasi

  • Tidak dapat buang air kecil sendiri.
  • Tidak bisa mengontrol kencing (inkontinensia urine) atau aliran urinnya.
  • Memiliki masalah kesehatan kandung kemih.
  • Dirawat inap untuk operasi.
  • Sedang dalam koma.
  • Dibius dalam jangka waktu lama.
  • Mengalami retensi urin, yakni kondisi ketika kandung kemih tidak dapat kosong seutuhnya.
  • Sedang tidak boleh banyak bergerak, misalnya akibat cedera atau usai operasi.
  • Frekuensi buang air kecil, jumlah urin yang keluar, dan aliran urin perlu dimonitor, misalnya pada pasien penyakit ginjal.
  • Memiliki kondisi medis yang memerlukan pemasangan kateter, seperti cedera saraf tulang belakang, multiple sclerosis, dan demensia.

Baca Juga: Oli London Berniat untuk Melakukan Operasi Pengurangan Penis Supaya Seperti Orang Korea Seutuhnya

Pemasangan kateter biasanya hanya sementara sampai pasien bisa kembali buang air kecil sendiri.

Meski begitu, orang lanjut usia atau yang menderita sakit parah mungkin perlu memakai kateter dalam jangka waktu panjang bahkan permanen.

Dikutip Kabar Wonosobo dari Hello Sehat, berikut adalah langkah pemasangan kateter urin:

Baca Juga: Ngeri! Wanita Ini Potong Penis Suami Usai Terekam Kamera Tersembunyi Lecehkan Anaknya

  • Pemasangan kateter dilakukan oleh perawat yang bertugas atas instruksi dari dokter. Kateter harus dipasang ke tubuh pasien dalam prosedur yang benar-benar steril untuk menghindari risiko infeksi kandung kemih.
  • Perawat akan membuka dan membersihkan peralatan kateterisasi serta alat kelamin pasien terlebih dahulu.
  • Selang kemudian dilumuri dengan pelumas tertentu agar mudah dimasukkan ke dalam saluran kencing.
  • Anda mungkin akan diberi bius lokal terlebih dahulu untuk mengurangi rasa sakit atau tidak nyaman saat dipasangi kateter.
  • Perawat memasukkan selang kateter ke dalam saluran kencing (uretra) sedikit demi sedikit.
  • Selang kateter akan dimasukkan kira-kira sekitar 5 cm, hingga mencapai leher kandung kemih Anda.
  • Setelah ini, Anda sudah bisa langsung buang air kecil menggunakan selang kateter. Urin akan mengalir melalui selang kateter, kemudian memasuki kantong urin.
  • Jangan lupa kosongkan kantong urin yang terhubung pada kateter Anda setiap 6-8 jam sekali.

Baca Juga: Ukuran Rata-Rata Penis Pria di 86 Negara: Ekuador Ranking 1 Terpanjang, Indonesia di Urutan Berapa?

Perlu diketahui bahwa penggunaan kateter dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.

Pastikan untuk menjaga kebersihan kateter urin dan berkonsultasi dengan dokter bila memiliki pertanyaan seputar pemakaian kateter urin.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Hello Sehat hellosehat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah