KABAR WONOSOBO - Genre teenlit merupakan salah satu jenis karangan fiksi yang paling banyak dinikmati, terutama oleh anak muda.
Di bawah ini adalah review atau ulasan dari novel teenlit dari Cath Crowley berjudul Words in Deep Blue yang mengambil latar di sebuah toko buku bekas.
Terbit perdana pada tahun 2016 silam, Noura Books menterjemahkan novel karya Cath Crowley dengan sosok Rachel dan Henry yang jadi tokoh utama.
Words in Deep Blue sendiri menceritakan sepasang sahabat, yaitu Rachel dan Henry, yang kemudian keduanya terlibat kisah romansa setelah Rachel meninggalkan surat di salah satu buku di toko buku bekas keluarga Henry.
Cath Crowley tidak hanya menyajikan kisah cinta yang manis -dan pahit- dari keduanya, tetapi juga masalah yang dihadapi oleh kebanyakan remaja.
Berikut adalah ulasan atau review Words in Deep Blue dari Cath Crowley, lengkap dengan sinopsis singkat di bawah artikel.
Baca Juga: Alasan Generasi Muda Wajib Baca Novel Sejarah, Salah Satunya karena Tak Semua Fakta Diungkap
Words in Deep Blue adalah novel teenlit yang tak melulu tentang kisah cinta monyet
Buku ini menceritakan tentang Henry dan Rachel, sepasang sahabat yang berpisah tiga tahun lalu.
Kemudian mereka bertemu kembali di sebuah toko buku bernama Howling Books.
Toko buku yang menyediakan satu tempat khusus bernama Perpustakaan Surat, buku-buku di bagian ini tidak dijual.
Namun, digunakan sebagai tempat untuk ‘membuat kenangan’. Jadi, siapa pun dapat menulis kutipan, surat, menggaris bawahi kata-kata yang dirasa berbekas untuk mereka.
Baca Juga: Ulasan Novel 'Laut Bercerita' Leila S Chudori yang Gambarkan Aksi Penculikan Aktivis Tahun 1998
Words in Deep Blue sendiri memang tidak terlepas dari bumbu kisah cinta, tetapi walaupun tema tersebut yang menggerakkan para tokoh, Cath Crowley berhasil mengangkat hal lain di bandingkan hanya ‘cinta monyet a la remaja ingusan’.
Henry merupakan putra pemilik Howling Books, Michael. Memiliki sahabat sebaik Rachel, tetapi dengan bodohnya jatuh cinta dengan seorang yang jelas-jelas hanya memanfaatkannya, Amy.
Kisah cinta segitiga antara Rachel-Henry-Amy cukup sering dijumpai di buku-buku dengan tema cinta monyet khas remaja.
Baca Juga: Jadwal Tayang Drama Korea Little Women, Kisah 3 Bersaudara Adaptasi Novel Louisa May Alcott
Sederhana. Rachel dan Henry yang bersahabat sejak lama, tidak menyadari bahwa mereka saling jatuh cinta.
Menyadari jatuh cinta dengan Henry, Rachel menulis surat yang diselipkan di sebuah buku di Perpustakaan Surat dan berniat memberitahu Henry dengan mengirim pesan kepadanya.
Namun, pesan itu terlebih dahulu dibaca oleh Amy.
Baca Juga: Review Novel 'Amba' Laksmi Pamuntjak, Ambil Latar Kerusuhan G30S PKI
Cath Crowley membahas isu kesehatan mental lewat Rachel
Rachel datang ke Howling Books tiga tahun kemudian, 10 bulan selepas adiknya, Cal, meninggal dunia karena tenggelam.
Ia mengalami depresi yang membuatnya mengubah cara pandang tentang hidup.
Rachel benar-benar berubah menjadi orang baru. Gampang marah, pendiam, berlaku kasar, dan tidak mengindahkan penampilan. Intinya, di mata Henry yang menyangka Rachel sudah melupakannya, gadis itu berubah total.
Henry bahkan mengucapkan tentang sikap Rachel dan mengatakan kenapa gadis itu berubah padahal ia tidak kehilangan apapun?
Salah satu hal yang berhasil membuat pembaca memahami dan merasakan perasaan Rachel.
Dia yang meninggalkan lautan karena hanya mengingatkannya pada Cal, ibu dan ayahnya yang bercerai, ibunya yang mulai merokok karena depresi, gagal di kelas 12 dan harus mengulang untuk bisa masuk universitas, Henry yang membuatnya patah hati dulu.
Baca Juga: Sinopsis Bukan Cinderella: Adaptasi Novel Wattpad yang Jadi Film Perdana Fuji
Henry seolah menggambarkan bahwa masih ada banyak orang yang menganggap seolah -olah orang lain tidak memiliki masa lalu yang mungkin lebih menyakitkan daripada dirinya sendiri.
Prasangka yang diberikan Henry mungkin banyak pula diberikan oleh seseorang kepada orang lain.
Alasan Words in Deep Blue tak seperti kebanyakan novel teenlit
Cath Crowley menggunakan POV 1 untuk karakter Rachel dan Henry, sehingga pembaca akan bisa melihat satu cerita dari dua sudut pandang berbeda. Walaupun, di bab-bab awal cukup membuat kebingungan
Baca Juga: Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala, Siap Jadi Serial Netflix
Buku ini lebih kepada cara bagaimana kita menyikapi sebuah kehilangan.
Rachel yang depresi kehilangan Cal, ibunya yang dulu, mimpi dan juga hidupnya. Henry yang terancam kehilangan hal yang ia sayangi, yaitu Howling Books.
Lola yang terobsesi dengan band The Hollows sampai hampir kehilangan sahabat baiknya, Hiroko. George yang berharap pada Cal. Martin yang berharap pada George. Ceritanya sangat sederhana, murni, dan mengalir.
Baca Juga: Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala, Siap Jadi Serial Netflix
Words in Deep Blue seperti tengah berbincang, bahwa teenlit tidak selamanya ‘menye-menye’ cuma tentang kisah cinta monyet a la remaja, atau cerita bad boy bertemu good girl dan sebaliknya.
Karakter yang berperan juga mendapat porsi yang pas. Akhir yang didapatkan untuk masing-masing karakter, seperti Rachel dan Henry, juga cukup logis. Termasuk dengan alasan-alasan mengenai ‘penggerak’ dua tokoh utama tersebut.
Baca Juga: 20 Kutipan 'Laut Bercerita' Leila S Chudori, Novel yang Kisahkan Tragedi 1998
Blurb atau sinopsis singkat Words in Deep Blue versi terjemah Indonesia, terbitan Noura Books
Ini adalah sebuah kisah cinta.
Kisah tentang sebuah toko buku yang menyediakan ruangan khusus bagi para pengunjung untuk menuliskan pesan pada pinggiran kosong halaman buku yang mereka baca, entah untuk orang asing, teman, ataupun kekasih.
Kisah tentang Henry Jones dan Rachel Sweetie, sepasang sahabat yang terpisah dan bertemu kembali.
Baca Juga: Review Novel 'Laut Bercerita' Leila S Chudori: Misteri Hilangnya Aktivis Tahun 1998
Mereka menyusuri kata-kata yang tertinggal pada lembaran usang buku-buku bekas. Kata-kata yang penuh kenangan dan kebahagiaan. Kata-kata yang penuh ketidakpastian dan kesedihan.
Kata-kata yang dulu diabaikan Henry Jones dan membuat Rachel Sweetie patah hati.***