Muncul dalam Drama Twenty Five Twenty One, Inilah Serba-serbi Krisis Ekonomi Korea Selatan Tahun 1998

- 15 Maret 2022, 14:00 WIB
cupikan drama Twenty Five Twenty One dan Krisis 1998
cupikan drama Twenty Five Twenty One dan Krisis 1998 /Netflix & marhenleyphotos.com

KABAR WONOSOBO – Drama Korea Twenty Five Twenty One yang dibintangi oleh Nam Joo Hyuk dan Kim Tae Ri mendapatkan rating tinggi selama penayangannya.

Drama komedi romantis berlatar tahun 1998 ini berkisah tentang putra konglomerat yang bangkrut bernama Baek Yi Jin yang jatuh hati kepada seorang atlet anggar muda bernama Na Hee Do.

Diceritakan bahwa hidup Baek Yi Jin berantakan setelah perusahaan ayahnya mengalami kebangkrutan akibat krisis moneter tahun 1998.

Baca Juga: 3 Fakta Tentang Kim Tae Ri, Aktris Cantik Awet Muda yang Tengah Membintangi Twenty Five Twenty One

Krisis juga nyaris merenggut impian Na Hee Do karena sekolahnya terpaksa membubarkan klub anggar tempat Na Hee Do berlatih.

Jika kalian penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada Korea di tahun 1998, berikut ulasannya.

Apa itu IMF dan Apa Hubungannya dengan Krisis Ekonomi 1998?

Dalam drama Twenty Five Twenty One disebutkan bahwa krisis ekonomi di Korea Selatan disebabkan oleh IMF. Lalu apa sebenarnya IMF?

Baca Juga: 4 Fakta Tentang Nam Joo Hyuk, Aktor Tampan yang Membintangi Drama Twenty Five Twenty One

IMF (International Monetary Fund) merupakan organisasi keuangan internasional yang bertugas menjaga sistem moneter internasional.

Salah satu hal yang dilakukan oleh IMF adalah memberikan pinjaman dana kepada negara yang membutuhkan.

Sejak tahun 1997, kondisi ekonomi Korea Selatan mengalami krisis akibat inflasi, melemahnya nilai mata uang won, dan resesi ekonomi internasional.

Baca Juga: Hadapi Krisis Pangan Berlarut-Larut, Kim Jong Un Minta Warganya untuk Makan Daging Angsa Hitam

Padahal sebelum krisis melanda, industri di Korea Selatan mengalami perkembangan pesat dari tahun 1980-an hingga 1996.

Pada tahun 1980an nilai mata uang dolar rendah, harga minyak dunia murah, dan bunga bank rendah.

Perusahaan di Korea Selatan mendapatkan kemudahan akses untuk meminjam uang dan mengembangkan bisnis seluas-luasnya.

Baca Juga: Menteri Swedia Sebut Krisis Afghanistan Dapat Membawa Kehancuran

Diakibatkan sistem pengawasan yang rendah, bank tidak ragu untuk memberikan pinjaman kepada siapapun tanpa memperhitungkan kesanggupan peminjam untuk melunasi hutang tersebut.

Rendahnya pengawasan dan keamanan keuangan mengakibatkan investor dan para peminjam dana mulai khawatir dan menarik uangnya dari Korea Selatan.

Di era 90an nilai dolar mulai naik, mengakibatkan anjloknya nilai tukar mata uang won terhadap dolar.

Baca Juga: Krisis Energi di China Makin Parah, Listrik ke Rumah Tangga dan Pabrik-Pabrik Dijatah

Daya saing ekspor Korea juga kalah dari Jepang. Banyak perusahaan tidak mampu membayar hutangnya kepada bank.

Pada akhir tahun 1997, total utang luar negeri jangka pendek berjumlah USD 63,8 miliar, sedangkan devisa negara hanya USD 9,1 miliar.

Agar bisa melunasi hutang tersebut, pemerintah meminjam dana dari IMF.

Baca Juga: Harga Produksi Listrik Melonjak 5000 Persen, Ribuan UMKM di Inggris Terancam Gulung Tikar karena Krisis Energi

Tanggal 21 November 1997, pemerintah Korea Selatan resmi mengumumkan permintaan bantuan kepada IMF dan sejak 3 Desember, Korea Selatan berada di bawah pengawasan ketat dari IMF.

Meski masalah hutang negara mulai teratasi, masyarakat belum lepas dari jerat masalah.

Sepanjang tahun 1998, 20 ribu unit perusahaan bangkrut dan lebih dari 1 juta orang kehilangan mata pencaharian.

Baca Juga: PBB: Sebanyak 350.200 Orang Tewas dalam Krisis Suriah yang Telah Berlangsung Selama Satu Dekade

Cara Korea Selatan Lepas dari Krisis

Lepasnya Korea Selatan dari jerat utang IMF tidak lepas dari peran serta masyarakatnya.

Sejak Desember 1998, masyarakat membuat sebuah kampanye yaitu “Kampanye Mengumpulkan Emas” untuk disetorkan kepada pemerintah.

Sebanyak 3,5 juta warga mengumpulkan emasnya hingga terkumpul emas sebanyak 225 ton yang setara dengan USD 2,2 miliar pada masa itu.

Baca Juga: Terbongkar! Di Tengah Krisis Pangan, Korea Utara  Ternyata Diam-Diam Tengah Genjot Program Rahasia Ini

Adegan mengumpulkan emas ini juga dilakukan oleh ibu dari Na Hee Do dalam drama.

Na Hee Do sempat kecewa karena ia menyangka bahwa ibunya mengumpulkan semua perhiasan peninggalan mendiang ayahnya, padahal tidak.

Kampanye pengumpulan emas menjadi landasan bagi pemerintah untuk bangkit dan merubah sistem ekonomi negara mereka.

Korea Selatan terbebas dari segala utangnya dengan iMF pada 23 Agustus tahun 2001.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah