Setelah gerakan tersebut, banyak pula rumah mode yang mulai mengubah perhatian dengan menjadikan model dan pekerja ‘di belakang layar’ dari kalangan kulit hitam. Jamal sendiri berbicara bahwa fesyen baginya bukan hanya sekadar ‘industri’ belaka.
Melalui fesyen, Jamal tidak hanya ingin ‘orang berkulit hitam’ dijadikan model perubahan oleh para pelaku industri mode hanya lantaran sedang hangat dibicarakan oleh seluruh kalangan.
“Kita sekarang melihat desaigner berkulit hitam, stylists berkulit hitam, dan talent berkulit hitam lain yang akhirnya dimajukan, yang berarti perubahan penting,” ujar Jamal.
Jamal menyinggung perihal tidak hanya melulu tentang nominal yang akan didapat dengan menerima tawaran sebuah brand. Namun, dengan melihat sisi untuk dirinya sendiri.
Tak hanya perihal apa saja yang harus diutamakan oleh dirinya sebagai model transgender berkulit hitam yang ‘sedang banyak dibicarakan’. Dalam wawancara tersebut, Jamal mengatakan bahwa ia sendiri lebih ingin dipandang sebagai orang yang normal.
“Terkadang saya hanya ingin dianggap normal. Tidak ada ‘penyair trans’, saya hanya ingin menjadi penyair yang dapat berbicara, seperti patah hati, atau apa yang saya santap di pagi hari tanpa harus terikat dengan ‘siapa saya’,” ungkap Jamal.
Ia turut pula mengungkapkan bangga menjadi bagian dari dunia mode, dan menyatakan yakin bahwa dunia fesyen akan terus berubah.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Siapkan Total Hadiah Rp150 Juta dalam Pertandingan Catur Dewa Kipas Vs GM Irene