Kai Isaiah-Jamal Suka Puisi sejak Kecil Bicarakan Dunia Fashion, Realistis Hadapi Pandemi sebagai Model

- 13 April 2021, 06:10 WIB
Kai-Isaiah Jamal berpose untuk Louise Vuitton dalam sebuah unggahan melalui akun instagram pribadinya. dari akun instagram @kai_isaiah_jamal.
Kai-Isaiah Jamal berpose untuk Louise Vuitton dalam sebuah unggahan melalui akun instagram pribadinya. dari akun instagram @kai_isaiah_jamal. /instagram.com/ @kai_isaiah_jamal

 

 

KABAR WONOSOBO― Tak hanya berbincang bersama Vogue Australia terkait dirinya yang menyukai puisi sejak dini, Jamal juga turut bercerita mengenai dampak yang diterima industri mode begitu dihantam pandemi Covid-19 yang tak kunjung reda ini.

Ia mengatakan bahwa pandemi memberi banyak pembelajaran untuk industri, lebih-labih industri fesyen atau mode.

Pasalnya, di masa yang mengharuskan banyak orang untuk hidup dalam keterbatasan, pihak yang berkaitan menjadi lebih belajar lagi bagaimana caranya untuk memikirkan banyak hal. Termasuk bagaimana mengatur ‘budget’ dengan benar.

Baca Juga: Model Louis Vuitton Kai Isaiah-Jamal, Puisi dan Fashion dari Seorang Transgender Kulit Hitam

“Saya pikir, industri fesyen harus berhenti bersikap boros,” ujar Jamal.

Jamal juga turut menyinggung perihal gerakan BLM (Black Lives Matter) yang sempat menghebohkan tak hanya Amerika, tetapi hampir ke seluruh dunia.

Gerakan yang akhirnya menyadarkan banyak orang, bahwa hidup setiap orang, entah apa pun itu warna kulitnya, juga berharga.

Setelah gerakan tersebut, banyak pula rumah mode yang mulai mengubah perhatian dengan menjadikan model dan pekerja ‘di belakang layar’ dari kalangan kulit hitam. Jamal sendiri berbicara bahwa fesyen baginya bukan hanya sekadar ‘industri’ belaka.

Baca Juga: Popularitas Brave Girl Disinggung Brave Brothers, Beberkan proyek Masa Depan dan Sempat Gagal di Awal Debut

Melalui fesyen, Jamal tidak hanya ingin ‘orang berkulit hitam’ dijadikan model perubahan oleh para pelaku industri mode hanya lantaran sedang hangat dibicarakan oleh seluruh kalangan.

“Kita sekarang melihat desaigner berkulit hitam, stylists berkulit hitam, dan talent berkulit hitam lain yang akhirnya dimajukan, yang berarti perubahan penting,” ujar Jamal.

Jamal menyinggung perihal tidak hanya melulu tentang nominal yang akan didapat dengan menerima tawaran sebuah brand. Namun, dengan melihat sisi untuk dirinya sendiri.

Baca Juga: Indonesia’s Next Top Model 33 INTM Top 5, Devina Kecewa Berat sebab Gea Ajak Ranti Dinner bareng Luna Maya

Tak hanya perihal apa saja yang harus diutamakan oleh dirinya sebagai model transgender berkulit hitam yang ‘sedang banyak dibicarakan’. Dalam wawancara tersebut, Jamal mengatakan bahwa ia sendiri lebih ingin dipandang sebagai orang yang normal.

“Terkadang saya hanya ingin dianggap normal. Tidak ada ‘penyair trans’, saya hanya ingin menjadi penyair yang dapat berbicara, seperti patah hati, atau apa yang saya santap di pagi hari tanpa harus terikat dengan ‘siapa saya’,” ungkap Jamal.

Ia turut pula mengungkapkan bangga menjadi bagian dari dunia mode, dan menyatakan yakin bahwa dunia fesyen akan terus berubah.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Siapkan Total Hadiah Rp150 Juta dalam Pertandingan Catur Dewa Kipas Vs GM Irene

Terlebih dengan mulai terbukanya industri terhadap para orang kulit hitam, transgender, dan kaum marjinal yang lain.

Ketika disinggung mengenai pilihannya, di antara menjadi penyair atau model. Jamal mengatakan bahwa ia ingin menjadi keduanya. Berbicara menggunakan puisi yang ia tulis, berikut dengan menunjukkan bakatnya di ‘catwalk’ kepada dunia.*** 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Vogue


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah