Mengenal Budaya Kerja 996 yang Didukung Jack Ma dan Alasan Perlu Ditentang

21 September 2021, 17:05 WIB
Ilustrasi pekerja lembur. /epicantus./Pixabay.com

KABAR WONOSOBO - Budaya kerja 996 atau kerja dari jam 9 pagi hingga jam 9 malam dalam 6 hari mendapat kecaman dari Presiden China Xi Jinping. Sebelumnya pentolan perusahaan Alibaba, Jack Ma menjadi pendukung budaya kerja tersebut.

Jack Ma, yang bangkit dari kemiskinan menjadi salah satu orang terkaya di China, menyebut jadwal yang padat sebagai ‘berkah besar’ bagi para profesional muda.

"Jika Anda menemukan pekerjaan yang Anda sukai, masalah 996 tidak ada, jika Anda tidak bergairah tentang hal itu, setiap menit pergi bekerja adalah siksaan," kata Jack Ma.

Baca Juga: Nekat! Seekor Kambing Gunung Serang Seekor Beruang Grizzly Seberat 70 Kg Demi Pertahanan Diri

Budaya kerja 996 kerap diterapkan sejumlah perusahaan besar di China, khususnya perusahaan basis teknologi dan e-commerce. 

Saat ini China tengah gencar melakukan razia pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan budaya kerja 996.

Lalu mengapa budaya kerja 996 menjadi masalah dan ditentang? Berikut beberapa alasan seperti dilansir Kabar Wonosobo dari Thedrum.

Baca Juga: Persidangan Kasus Kejahatan Seksual Anak di Bawah Umur dengan Terdakwa R Kelly Diberhentikan Sementara

1. Menurut undang-undang perburuhan China, hari kerja standar adalah delapan jam dengan maksimum 44 jam seminggu. Pekerjaan apa pun di luar itu membutuhkan bayaran ekstra untuk lembur, dan total lembur bulanan pada dasarnya dibatasi hingga 36 jam.

Namun, ini belum ditegakkan dengan baik karena banyak perusahaan besar di China, karyawan sering bekerja lebih lama dan tidak selalu diberi kompensasi.

2. Peristiwa seorang wanita muda meninggal setelah bekerja shift panjang berturut-turut dan pekerja lain bunuh diri. Keduanya bekerja untuk sebuah platform e-commerce China.

Setelah kematian mereka, karyawan perusahaan itu mengatakan bahwa mereka secara teratur bekerja lebih dari 300 jam setiap bulan.

Baca Juga: Petinju Legendaris Manny Pacquiao Deklarasikan Diri Siap Jadi Capres Filipina 2021 Gantikan Duterte

3. Ada 10 kasus yang disidangkan oleh pengadilan terdiri dari pekerja yang mengatakan mereka ditolak secara tidak adil atas upah lembur dan kompensasi terkait, termasuk pembayaran untuk cedera yang terjadi saat bekerja lembur.

Dalam satu kasus, seorang pekerja bernama Li diketahui telah bekerja secara teratur sekitar 300 jam atau lebih setiap bulan selama setahun.

Dia tidak diberi cuti lebih dari tiga hari dalam sebulan, yang menurut pengadilan sangat melanggar haknya untuk beristirahat.

Li diketahui pingsan di kamar mandi di tempat kerja dan meninggal karena serangan jantung mendekati akhir shift malam 12 jam.

Baca Juga: SpaceX Sukses Lakukan Perjalanan Wisata Empat Warga Sipil Mengorbit Bumi

Pengadilan mengakui persaingan ketat yang mendorong perusahaan-perusahaan China untuk memaksimalkan keuntungan dan memotong biaya tenaga kerja.

Padahal kerja lembur yang ekstrem, membahayakan kesehatan fisik dan mental pekerja, selain itu menggangu kehidupan keluarga mereka, dan hubungan sosial pekerja.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Thedrum.com

Tags

Terkini

Terpopuler