Israel Bunuh Ilmuwan Nuklir Iran Menggunakan Teknologi Canggih Robot Pembunuh Artificial Intelligence (AI)

23 September 2021, 21:58 WIB
Tempat kejadian perkara pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh oleh Badan Intelijen Israel, Mossad /www.timeofisrael.com

KABAR WONOSOBO – Laporan investigasi sebuah media mengungkap bagaimana Mossad, badan intelijen asal Israel membunuh ilmuwan nuklir Iran.

Mossad menggunakan teknologi canggih artificial intelligence (Al) telah melakukan pembunuhan kepada Mohsen Fakhrizadeh, seperti dikutip dari Sofrep Selasa, 21 September 2021.

Teknologi itu diterapkan dalam robot pembunuh yang dikendalikan dari jarak jauh atau remote control.

 Baca Juga: Dua Roket Diduga dari Lebanon Mendarat di Wilayah Israel Saat Perayaan Hari Raya Idul Adha

Berdasarkan laporan kejadian peristiwa, seperti biasanya Mohsen melakukan aktivitas sehari-harinya.

Sang ilmuwan bangun satu jam sebelum fajar dan waktunya digunakan untuk mempelajari filsafat Islam sebelum memulai aktivitas selanjutnya.

Sore itu, dia dan istrinya akan meninggalkan rumah untuk liburan di Laut Kaspia dan berkendara ke rumah pedesaan mereka di Abshard, sebuah kota pedesaan di sebelah timur Teheran.

Baca Juga: China dan Iran Tandatangani Perjanjian Kerja Sama 25 Tahun, Bentuk Aliansi Tanggapi Langkah Amerika Serikat

Mereka berdua berencana untuk menghabiskan akhir pekan di rumah pedesaan mereka tersebut.

Badan intelijen Iran sebelumnya telah memperingatkan Mohsen tentang kemungkinan rencana pembunuhan, tetapi dirinya menepis hal itu.

Mohsen yang diyakini sebagai pemimpin pembangunan bom nuklir Iran membuat Israel ingin membunuhnya setidaknya selama 14 tahun belakangan.

Baca Juga: Langkah Balas Dendam atas Ledakan yang Diduga Didalangi Israel, Iran Makin Gencar Perkaya Nuklirnya

Mohsen Fakhrizadeh lahir di Kota Qom, Iran pada tahun 1958 dan bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRCG) setelah revolusi Iran pada tahun 1979.

Fakhrizadeh menerima gelar Sarjana di bidang fisika nuklir dari Universitas Shahid Beheshti pada tahun 1987.

Ia kemudian memperoleh gelar master di Universitas Teknik Isfahan dan juga gelar Ph.D untuk radiasi nuklir dan sinar kosmik.

Baca Juga: Rusia Siapkan Sistem Satelit Canggih untuk Iran, Dilengkapi dengan Kemampuan Melacak Target Militer

Dalam organisasi berita Iran dilaporkan bahwa pembunuhan yang terjadi pada Jumat, 27 November 2020 dilakukan oleh robot pembunuh.

Pembunuhan itu menggunakan mesin yang telah teruji dan terkomputerisasi menjadi senjata yang canggih.

Senapan mesin, robot, komponen dan aksesorisnya memiliki berat sekitar 1 ton, jadi peralatan itu dipecah menjadi bagian-bagian terkecil yang mungkin diselundupkan ke Iran.

Baca Juga: Inggris Sebut Serangan Terhadap Kapal Tanker Mercer Street adalah Tanggung Jawab Iran

Bagian-bagian itu pun kemudian dipasang kembali saat di Iran dan robot dibuat agar muat di tempat tidur pickup Zamyad, model umum di Iran.

Kamera dipasang di pick up untuk memberi ruang komando gambaran lengkap lingkungan di sekitarnya.

Akhirnya pickup itu dikemas dengan bahan peledak sehingga bisa hancur berkeping-keping setelah pembunuhan dan telah menghancurkan semua bukti.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Sofrep

Tags

Terkini

Terpopuler