Kecam Kasus Pelecehan Seksual di Gereja Katolik Prancis, Paus Fransiskus: Memalukan!

7 Oktober 2021, 23:02 WIB
Paus Fransiskus mengatakan dirinya malu karena kasus pelecehan seksual yang terjadi di gereja Katolik Prancis /Andreas Solaro/AFP

 

KABAR WONOSOBO – Pemimpin Umat Katolik di seluruh dunia saat ini, Paus Fransiskus menyatakan bahwa dirinya malu atas kasus kejahatan seksual di Prancis.

Paus Fransiskus merasa sedih karena otoritas Gereja Katolik tak mampu untuk menangani pelecehan yang terjadi pada anak-anak di Prancis.

Dalam Pernyataan yang disampaikannya pada Rabu, 6 Oktober 2021, Paus Fransiskus juga menekankan bahwa Gereja seharusnya menjadi sebuah “rumah” yang aman bagi siapapun.

Baca Juga: GILA! Seorang Pedofil di Gereja Prancis Ternyata Lakukan Pelecehan Seksual pada Lebih dari 150 Anak

"Saya ingin mencurahkan kesedihan saya bagi para korban, kesedihan atas trauma yang mereka derita dan juga rasa malu saya, rasa malu kami, karena ketidakmampuan gereja, untuk waktu yang sudah begitu lama, menempatkan mereka di pusat keprihatinan," kata Paus.

Keprihatinan Paus Fransiskus disampaikannya pada pidato umum mingguannya, sehari setelah laporan hasil penyelidikan besar-besaran kasus Pedofilia di Prancis itu terbongkar ke muka publik.

Dalam laporan  tersebut diungkapkan bahwa ribuan pastor dan otoritas yang bekerja di gereja-gereja Katolik di seluruh Prancis telah melakukan pelecehan seksual terhadap lebih dari 200.000 anak di bawah umur selama 70 tahun.

Baca Juga: WASPADA! Prancis Catat 3.000 Pedofil Beroperasi di Gereja Katolik, Bahkan Salah Satunya Adalah Seorang Imam

Melalui pidatonya, Paus Fransiskus mengajak Umat Katolik, terutama otoritas gereja Katolik di Prancis untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi agar gereja dapat kembali menjadi rumah yang aman bagi semua orang.

"Ini momen yang memalukan," ucapnya.

Paus Fransiskus juga meminta para uskup untuk melakukan segala cara demi meyakinkan masyarakat bahwa tragedi yang sama tidak akan terulang kembali.

Baca Juga: Arti Perayaan Rabu Abu, Tanda Pertobatan Umat Katolik dengan Membuat Tanda Salib di Dahi

Salah satu tokoh yang mencuat sejak kasus ini ramai dibicarakan, Jean Marc Sueve mengungkapkan bahwa gereja  Katolik di Prancis telah menunjukkan ketidakpedulian terhadap pelecehan seksual yang terjadi selama bertahun-tahun.

 Jean-Marc Sauve yang menjabat sebagai kepala komisi yang menyusun laporan pelecehan seksual itu menambahkan, gereja lebih memilih untuk melindungi dirinya sendiri daripada mempertimbangkan hak korban yang kebanyakan masih berusia 10-13 tahun.

Berdasarkan laporan itu, puncak dari kasus pelecehan terjadi pada jangka waktu 1950-1970.

Baca Juga: Paus Fransiskus: Pandemi Bisa Segera Diakhiri Jika Vaksin Tersedia Bagi Semua Orang dan Semua Mau Bekerjasama

Meski sempat mengalami penurunan, kasus tersebut kembali muncul ke permukaan pada awal dekade 1990-an.

 Dalam kesempatan tersebut, Paus Fransiskus menyampaikan rasa terima kasihnya karena pada korban telah mengumpulkan keberanian untuk muncul dan mengungkapkan semuanya.

Tak lupa, Paus Fransiskus juga mengecam perilaku yang dapat dikatakan amoral tersebut.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler