Aneh, Afrika Selatan Tolak Vaksin Sputnik V Buatan Rusia dengan Alasan Rentan Terhadap HIV

22 Oktober 2021, 21:36 WIB
Vaksin Covid-19 Sputnik V buatan Rusia /www.ndtv.com

KABAR WONOSOBO – Regulator obat Afrika Selatan telah menolak vaksin virus Corona buatan Rusia Sputnik V karena beberapa masalah keamanan.

Hal itu disampaikan oleh Otoritas Pengatur Produk Kesehatan Afrika Selatan (SAHPRA) dalam sebuah pernyataan pada Selasa, 12 Oktober 2021 bahwa permintaan vaksin Sputnik V untuk disahkan tidak dapat disetujui.

Penolakan ini beralasan karena mengacu pada pengalaman masa lalu dimana vaksin HIV yang dibuat menggunakan teknologi serupa ternyata terbukti gagal.

 Baca Juga: WHO: Vaksin Sputnik V dari Rusia Masih dalam Proses Pendaftaran Agar Bisa Dipasarkan Secara Umum

Meski begitu, SAHPRA menambahkan bahwa proses peninjauannya akan terus berlanjut dan terbuka untuk menerima data keamanan dari vaksin pabrikan Rusia itu.

Sebuah studi tahap akhir yang diterbitkan dalam jurnal “Lancet” tahun lalu, lebih dari 20.000 peserta uji coba diberi vaksin Sputnik V dan sekitar 91 persen efektif dalam mencegah keparahan virus Covid-19.

Sputnik V menggunakan dua jenis virus tidak berbahaya yang dikenal sebagai Adenovirus untuk membawa protein lonjakan ke dalam tubuh, yang kemudian membentuk sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi terhadap Covid-19.

 Baca Juga: Afrika Selatan Tekan Jumlah Penangkaran Singa untuk Menjaga Konservasi dan Pariwisata

SAHPRA mengatakan bahwa mereka masih khawatir terhadap keamanan Adenovirus Tipe 5 yang juga digunakan oleh Johnson & Johnson.

Pejabat Afrika Selatan merujuk pada dua studi penelitian uji coba vaksin HIV menggunakan Adenovirus Tipe 5 yang gagal, di mana dalam penelitian tersebut menemukan pria yang divaksinasi malah memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi HIV.

Meski vaksin Sputnik V membuktikan keamanan vaksin di negara dengan tingkat HIV yang tinggi itu, tetapi otoritas tetap tidak dapat memenuhi permintaan dari pabrikan vaksin tersebut.

 Baca Juga: Varian Baru Covid-19 yang Dikenal dengan Varian C.1.2 Tengah Diteliti oleh Para Ilmuwan Afrika Selatan

Dalam sebuah pernyataan, Julian Tang seorang ahli virus di Universitas Leicester Inggris bingung dengan keputusan Afrika Selatan untuk menolak Sputnik V.

“Ini adalah hubungan yang aneh untuk dibuat, bukan vektor virus tertentu di Sputnik V yang dapat menyebabkan HIV. Jadi, Anda tidak bisa menyalahkannya begitu saja,” kata Tang.

Tang menambahkan bahwa vaksin yang dibuat oleh AstraZeneca juga menggunakan Adenovirus tertentu dan telah disetujui oleh Afrika Selatan.

 Baca Juga: Mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma Dinyatakan Bebas Bersyarat karena Alasan Kesehatan

Sementara di Rusia sendiri, keraguan penggunaan vaksin ini juga meluas di masyarakat di mana pihak pemerintah telah berjuang untuk meyakinkan penduduknya tetap melakukan vaksinasi karena ketersediaan dari Sputnik V.

Sputnik V saat ini juga sedang dipertimbangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Obat Eropa.

Vaksin ini telah mendapat lampu hijau lebih di 70 negara dan hingga saat ini tidak ada masalah keamanan yang signifikan.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Africa News

Tags

Terkini

Terpopuler