Yahoo Resmi Keluar Dari Tiongkok Karena Banyak Tekanan

3 November 2021, 19:48 WIB
Ilustrasi mesin pencarian Yahoo./Yahoo kelar dari Tiongkok menyusul Google dan LinkedIn. /Pixabay.com/Simon

KABAR WONOSOBO - Yahoo Inc. mengatakan Selasa bahwa pihaknya telah menarik diri dari China setelah banyak layanan perusahaan tersebut diblokir oleh sensor digital China, Selasa.

Selain itu keluarnya Yahoo juga disebabkan langkah pemerintah baru-baru ini untuk memperluas kendalinya atas perusahaan teknologi secara umum dan memberi tekanan pada perusahaan tersebut.

“Sebagai pengakuan atas lingkungan bisnis dan hukum yang semakin menantang di China, rangkaian layanan Yahoo tidak akan lagi dapat diakses dari daratan China mulai 1 November,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan dikutip dari Associated Press. Dikatakan “tetap berkomitmen pada hak-hak pengguna kami dan internet yang bebas dan terbuka.”

Baca Juga: Empat Orang Dijatuhi Hukuman Mati Atas Ledakan di Pidato Narendra Modi

Kepergian Yahoo bertepatan dengan penerapan Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi China, yang membatasi informasi apa yang dapat dikumpulkan oleh perusahaan dan menetapkan standar bagaimana informasi itu harus disimpan.

Undang-undang Tiongkok juga menetapkan bahwa perusahaan yang beroperasi di negara itu harus menyerahkan data jika diminta oleh pihak berwenang, sehingga mempersulit perusahaan Barat untuk beroperasi di Tiongkok karena mereka mungkin juga menghadapi tekanan di dalam negeri karena menyerah pada tuntutan Tiongkok.

Yahoo dikritik keras oleh anggota parlemen di AS pada 2007 setelah menyerahkan data tentang dua pembangkang China ke Beijing, yang akhirnya menyebabkan mereka dipenjara.

Baca Juga: Lebih Dari Dua Minggu Anak 4 Tahun yang Hilang Saat Berkemah di Australia Ditemukan Selamat

Selain Yahoo, perusahaan teknologi asing yang keluar dari China adalah Google yang menyerah beberapa tahun yang lalu. Platform jaringan profesional Microsoft LinkedIn bulan lalu juga menyatakan akan menutup situs China-nya.

Keberangkatan menggambarkan pilihan yang dihadapi perusahaan internet di pasar potensial yang sangat besar, tetapi di mana pemerintah mengharuskan mereka untuk menyensor konten dan kata kunci yang dianggap sensitif secara politis atau tidak pantas.

Yahoo sebelumnya telah mengurangi operasinya di China, menghentikan layanan musik dan email pada awal 2010-an dan menutup kantornya di Beijing pada 2015.

Baca Juga: Suami Putri Mako Dikabarkan Gagal dalam Ujian Pengacara di Amerika

Siapa pun yang mencoba mengakses Engadget China, situs berita teknologi yang terus beroperasi, disambut Selasa dengan munculan yang mengatakan bahwa situs tersebut tidak akan lagi mempublikasikan konten.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Associated Press

Tags

Terkini

Terpopuler