Pakistan dan India Akhirnya Perbarui Perjanjian Gencatan Senjata, Bahas Wilayah ‘Line of Control’ Kashmir

- 27 Februari 2021, 11:03 WIB
Peta Wilayah Kashmir yang disengketakan oleh Pakistan dan India, Line of Control, dinilai perbatasan paling berdarah di dunia.
Peta Wilayah Kashmir yang disengketakan oleh Pakistan dan India, Line of Control, dinilai perbatasan paling berdarah di dunia. /indiatoday.in

Pembicaraan mengenai gencatan senjata terjadi di saat India sedang mengalami permasalahan di dua perbatasan, yaitu perbatasan dengan Pakistan yang tengah menjadi isu saat ini, dan perbatasan India dengan China di daerah Himalaya.

Di lain sisi, Pakistan juga tengah mencoba menjajaki era baru hubungannya dengan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Biden sebagai mitra potensial. Seperti kita tahu bahwa pada era Trump, Pakistan mendapat tekanan karena adanya tuduhan mengenai sarang teroris di negara tersebut.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price menyambut baik kesepakatan antara India dan Pakistan dan meminta kedua negara untuk melanjutkan negosiasi langsung untuk mengurangi ketegangan di antara keduanya

 Baca Juga: Viral Tenaga Medis Dikeroyok Polisi Thailand Saat Demo, 20 Orang terluka dari 1000 Demonstran Pro Demokrasi

Ketegangan India dan Pakistan di area perbatasannya memang seringkali terjadi dan yang kali ini memuncak karena pada tahun 2019 terjadi serangan bom bunuh diri yang menewaskan puluhan orang tentara India.

India yang menganggap bom tersebut sebagai serangan dari Pakistan akhirnya melakukan penyerangan udara di wilayah Pakistan. serangan udara itu segera dibalas oleh Pakistan dengan serangan udara.

Dari serangan Pakistan itu, berhasil menjatuhkan satu pesawat tempur India, menahan pilot angkatan udaranya, namun kemudian melepaskannya kembali untuk mengurangi ketegangan di antara kedua negara.

Baca Juga: Badai Salju Melanda Amerika Serikat, Puluhan Orang Meninggal dan Jutaan Hidup Tanpa Listrik di Minus 13 C

Tahun lalu dinilai sebagai tahun dengan angka pelanggaran tertinggi. Sejak kasus bom tersebut, 5.000 pelanggaran yang tak jarang mematikan terjadi di perbatasan kedua negara. Hal itulah yang kiranya membuat petinggi di kedua negara merasa perlu meninjau kembali perjanjian gencatan senjata yang diteken tahun 2003. ***

 

Halaman:

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: New York Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x