Tetapi kelebihan populasi fitoplankton menciptakan efek sebaliknya, tumbuhan laut tersebut akan mengeluarkan zat seperti lendir yang akan menutupi laut.
Laut Marmara sendiri telah menampung air limbah yang berasal dari kegiatan populasi penduduk sekitar yang mencapai 20 juta orang.
Baca Juga: Helikopter Militer Turki Jatuh, 11 Orang Tewas, Diduga Karena Cuaca Buruk
Dr Neslihan Ozdelice, ahli biologi kelautan dari Universitas Istanbul mengatakan jika zat yang berupa lendir tersebut tidak berbahaya namun dapat mempengaruhi biota laut di bawahnya.
“Dalam banyak kasus zat itu sendiri tidak berbahaya. Berdasarkan pengamatan zat tersebut adalah kombinasi protein, karbohidrat dan lemak,” kata Ozdelic.
Populasi lendir laut yang menutupi Laut Marmara saat ini disebut-sebut merupakan yang terluas sejak Desember tahun lalu.
Awalnya, itu hanya mengganggu aktivitas nelayan saja yang tidak dapat memasang jala untuk mencari ikan di laut.
Tetapi kini populasinya semakin luas hingga merusak organisme yang tidak bergerak seperti kerang karena melilitnya.
Ahli biologi kelautan lainnya, Dr Baris Ozalp menemukan kematian pada karang ketika dirinya melakukan penyelaman pada bulan Maret lalu.