Laut Marmara Turki Dipenuhi Lendir Mirip Agar-agar, Bahayakan Industri Perikanan Dan Wisata

- 29 Mei 2021, 18:48 WIB
Penampakan laut Marmara Turki yang dipenuhi lendir laut seperti agar-agar dilihat dari atas udara.
Penampakan laut Marmara Turki yang dipenuhi lendir laut seperti agar-agar dilihat dari atas udara. /washingtonpost.com

KABAR WONOSOBO – Pemandangan laut Marmara Turki tampak berbeda dilihat dari atas udara dengan pesona biru laut yang diselimuti semacam pasir hisap.

Sudah enam bulan ini laut Marmara tertutup oleh lapisan lendir tebal seperti agar-agar dan semakin meningkat akibat pemanasan global.

Pencemaran berupa lendir laut atau sea snot itu menjadi ancaman bagi industri perikanan serta pariwisata Turki yang sudah terdampak Covid-19.

Baca Juga: Di Ambang Kematian, Wanita Hamil Asal Turki Akhirnya Selamat dari Komplikasi COVID-19 dan Flu Babi

Dilansir Kabar Wonosobo dari The Guardian, Gloopy atau zat mirip lendir yang menutupi laut Marmara sebelumnya belum pernah tercatat di perairan Turki hingga tahun 2007.

Zat tersebut muncul di permukaan akibat dari suhu panas yang berkepanjangan dan suhu laut serta nutrisi yang melimpah di dalam air.

Nutrisi tersebut sangat bagus untuk pertumbuhan fitoplankton dengan menyerap nitrogen dan fosfor yang tersedia di air laut.

 Baca Juga: Turki Minta Kosovo Batalkan Pendirian Kedutaan di Yerusalem, Disebut Langgar Perjanjian Internasional

Dalam jumlah yang sedikit, fitoplankton akan hidup mengapung di permukaan air dengan menghirup oksigen ke lautan.

Tetapi kelebihan populasi fitoplankton menciptakan efek sebaliknya, tumbuhan laut tersebut akan mengeluarkan zat seperti lendir yang akan menutupi laut.

Laut Marmara sendiri telah menampung air limbah yang berasal dari kegiatan populasi penduduk sekitar yang mencapai 20 juta orang.

 Baca Juga: Helikopter Militer Turki Jatuh, 11 Orang Tewas, Diduga Karena Cuaca Buruk

Dr Neslihan Ozdelice, ahli biologi kelautan dari Universitas Istanbul mengatakan jika zat yang berupa lendir tersebut tidak berbahaya namun dapat mempengaruhi biota laut di bawahnya.

“Dalam banyak kasus zat itu sendiri tidak berbahaya. Berdasarkan pengamatan zat tersebut adalah kombinasi protein, karbohidrat dan lemak,” kata Ozdelic.

Populasi lendir laut yang menutupi Laut Marmara saat ini disebut-sebut merupakan yang terluas sejak Desember tahun lalu.

 Baca Juga: Protes Pembuangan Air Limbah Nuklir ke Laut, Mahasiswa Korea Selatan Gunduli Kepala di Depan Kedubes Jepang

Awalnya, itu hanya mengganggu aktivitas nelayan saja yang tidak dapat memasang jala untuk mencari ikan di laut.

Tetapi kini populasinya semakin luas hingga merusak organisme yang tidak bergerak seperti kerang karena melilitnya.

Ahli biologi kelautan lainnya, Dr Baris Ozalp menemukan kematian pada karang ketika dirinya melakukan penyelaman pada bulan Maret lalu.

 Baca Juga: Kapal Perang Amerika Serikat Melintasi Laut China Selatan, Disebut Melanggar Kedaulatan dan Perdamaian

Dia memberikan peringatan jika lendir laut ini terus dibiarkan kehidupan invertebrata di kehidupan laut Marmara akan terancam.

Jika pada akhirnya lendir laut mencapai garis pantai itu akan mengancam tempat perkembangbiakkan ikan.

Para ilmuwan telah menyerukan tindakan segera untuk mengurangi konsentrasi limbah laut di laut Marmara.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: theguardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah