Laporan itu menyebutkan bahwa lebih dari 50 wanita lokal melaporkan tindakan pelecehan seksual.
Berdasarkan keterangan dari para korban, pelaku melakukan kejahatan itu dengan memberikan tawaran pekerjaan.
Perempuan lokal juga diduga diberi minuman kemudian disergap dan di bawa ke rumah sakit dipaksa untuk berhubungan seksual.
Berbicara saat konferensi pers pada Selasa, 28 September 2021, Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menggambarkan peristiwa ini sangat mengerikan dan tidak bisa dimaafkan.
“Saya minta maaf atas apa yang dilakukan oleh orang-orang yang dipekerjakan WHO untuk melayani dan melindungi Anda. Saya minta maaf atas penderitaan yang ditimbulkan dalam peristiwa ini,” kata Dr. Tedros.
Baca Juga: FBI Selidiki Kasus Dugaan Pelecehan Seorang Anggota Militer Wanita AS di Kamp Pengungsi AfghanistanBaca Juga: FBI Selidiki Kasus Dugaan Pelecehan Seorang Anggota Militer Wanita AS di Kamp Pengungsi Afghanistan
Dr. Tedros menegaskan bahwa para pelaku akan dimintai pertanggungjawabannya dan dia berjanji akan membantu mendukung serta melindungi para korban.
“Prioritas utama saya adalah bahwa para pelaku tidak dimaafkan, tetapi dimintai pertanggungjawaban. Terima kasih atas keberanian Anda (korban) untuk melaporkannya,” tambahnya.
Peristiwa ini dianggap sebagai kegagalan struktural dan ketidaksiapan mengelola risiko insiden eksploitasi pelecehan seksual karena sebagian fokus pada pemberantasan Ebola kala itu.***