Lelah Bekerja, Perawat Ini Putuskan Tuang Detergen ke Dalam Cairan Infus untuk Akhiri Hidup Pasiennya

- 17 Oktober 2021, 16:55 WIB
Ayumi Kubogi mantan perawat Jepang yang sengaja membunuh pasiennya dengan menuangkan detergen ke cairan infus karena lelah bekerja
Ayumi Kubogi mantan perawat Jepang yang sengaja membunuh pasiennya dengan menuangkan detergen ke cairan infus karena lelah bekerja /www.news.com.au

KABAR WONOSOBO – Rasa lelah telah membuat mantan perawat di Jepang membunuh tiga pasien lansia pada September 2016.

Ayumi Kubogi, 34 tahun, mengakui telah mencampur cairan infus dengan detergen dalam persidangan yang digelar awal bulan ini di Kota Yokohama, Jepang.

Kantor berita Jepang melaporkan, Kubogi beralasan bahwa meski merawat pasien adalah tugas yang mulia, pekerjaan ini membuatnya lelah mental dan fisik.

 Baca Juga: Perawat RS Siloam Palembang Jadi Korban Kekerasan, Perawat se-Indonesia Unggah Pita Hitam, Apa Artinya?

Dia juga telah mempertimbangkan untuk berhenti bekerja akibat stres setelah mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari seorang keluarga pasien.

Perempuan tersebut menghadapi ancaman hukuman minimal lima tahun penjara hingga seumur hidup atau hukuman mati.

Rumah sakit tempatnya bekerja berhenti beroperasi sejak insiden pembunuhan terungkap pada bulan Juni 2018.

 Baca Juga: Fumio Kishida Resmi Terpilih Menjadi Perdana Menteri Jepang

Saat itu perawat lain tak sengaja menyuntikkan cairan infus yang tengah dicampur desinfektan oleh Kubogi, kepada korban berusia 78 dan 88 tahun.

Sementara itu satu korban lain yang berusia 88 tahun tewas ketika di bawah penanganan Kubogi langsung.

Kejahatan itu terbongkar saat Kubogi berencana membunuh pasien keempatnya dengan cara yang sama.

 Baca Juga: Kasus Bunuh Diri Anak di Jepang Meningkat Selama Pandemi

Beruntung perawat lain mendapati adanya gelembung di dalam kantong infus dan lubang di tempat sumbat infus, lantas segera melaporkannya ke polisi yang akhirnya membuat Kubogi mengakui kesalahannya.

Kala itu, kasusnya menyoroti masalah kekurangan perawat di negara yang penduduknya kian menua, penurunan perawat yang terus berlanjut dan kemudian diperparah oleh meningkatnya permintaan akan pelayanan medis selama pandemi.

Penelitian yang diterbitkan Kementerian Kesehatan Jepang pada 2019 menunjukkan, negara itu berisiko mengalami kekurangan perawat hingga 270.000 orang pada 2025.

Baca Juga: Dua Wanita Asal Jepang Ini Dinobatkan Sebagai Kembar Identik Tertua di Dunia, Ini Rahasia Panjang Umurnya!

Pihak berwenang telah mengaitkan kesenjangan jumlah tenaga kesehatan dengan masa hidup yang lebih lama dan tenaga kerja yang menyusut akibat angka kelahiran yang rendah.

Hal ini memperburuk stress yang dirasakan para tenaga kesehatan (nakes) di Jepang karena terlalu keras bekerja.

Dalam persidangannya, Kubogi memberikan keterangan bahwa dia mengalami gangguan kecemasan dan juga susah tidur.

Baca Juga: Patut Dicoba! Bermain di Vending Machine Ini Bisa Dapat Tiket Pesawat Pulang Pergi ke Destinasi Wisata Jepang

Dikutip dari Matzav, Rabu, 13 Oktober 2021, terdakwa tidak menyesali perbuatannya sama sekali dan justru merasa lega.

Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologi terlihat bahwa Kubogi ternyata mengalami gejala depresi dan tanda-tanda autisme.

Namun dokter menyebut kondisinya tidak lantas bisa dijadikan alasan untuk melakukan pembunuhan.***

 

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Matzav


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah