Perempuan Afghanistan Dilarang Berobat ke Dokter Pria, Warga: Hanya Ada 2 Dokter Perempuan di Provinsi Ini

- 10 Januari 2023, 18:36 WIB
Ilustrasi kaum perempuan Afghanistan yang dibatasi pergerakannya oleh Taliban.
Ilustrasi kaum perempuan Afghanistan yang dibatasi pergerakannya oleh Taliban. /REUTERS/Ali Khara

KABAR WONOSOBO- Direktorat Urusan Publik dan Dengar Pendapat Pengaduan Taliban di provinsi Balkh, Afghanistan, telah mengumumkan bahwa dokter pria tidak lagi diizinkan merawat pasien perempuan.

Menurut surat kabar Afghanistan Hasht-e-Subah, Taliban juga mengumumkan bahwa ruang kerja untuk petugas kesehatan lak-laki dan perempuan harus dipisahkan.

Lebih jauh, pejabat Taliban juga melarang tenaga medis perempuan bekerja shift malam. 

Pasien wanita harus menjangkau petugas kesehatan wanita daripada pria untuk masalah kesehatan mereka. 

Baca Juga: Pemerintah Taliban Akan Membuka Kembali Universitas di Wilayah Afghanistan

Peraturan yang kontradiktif

Aturan mengenai larangan pasien perempuan berobat pada dokter pria dinilai kontradiktif dengan aturan yang dibuat Taliban mengenai pendidikan bagi perempuan. 

Dilansir Kabar Wonosobo dari Washington Post, sejak 2022 Taliban telah membatasi bidang pendidikan yang bisa ditempuh oleh perempuan. 

Pada September 2022, pihak berwenang melarang calon mahasiswa perempuan untuk mendaftar di mata pelajaran termasuk jurnalisme, teknik, dan ekonomi.

Baca Juga: Ledakan di Rumah Sakit Militer Afghanistan Tewaskan 15 Orang

Pembatasan pendidikan tampaknya pasti akan membatasi jumlah perempuan di tahun-tahun mendatang yang dapat menjadi dokter. 

Kebijakan Taliban lainnya, seperti persyaratan di beberapa daerah bahwa perempuan hanya boleh bepergian dengan wali laki-laki, telah menghambat upaya praktik dokter perempuan.

Tetapi menurut Komite Palang Merah Internasional, di beberapa lembaga keperawatan, radiologi, dan bidang kesehatan lainnya yang dikelola pemerintah, proporsi wanita yang diterima setidaknya menunjukkan sedikit peningkatan sebesar 46 persen dibandingkan dengan tahun 2020. 

Baca Juga: Taliban Sebut Jika Afghanistan Terus Tidak Diakui Maka Akan Menjadi Masalah Dunia

Otoritas Taliban juga menunjuk program residensi seperti yang ada di Rumah Sakit Rabia Balkhi sebagai bukti komitmen mereka untuk mendidik petugas kesehatan wanita. 

Direktur rumah sakit, Seemin Mishkin Mohmand mengatakan kementerian kesehatan Taliban mendukung ambisinya untuk memperluas program dan menawarkan pelatihan yang lebih maju.

Namun jumlah itu saja belum cukup, mengingat angka kematian ibu di negara tersebut termasuk tertinggi di dunia, maka ini menjadi tugas besar bagi pemerintah untuk menyediakan tenaga medis perempuan yang adekuat. 

Baca Juga: Malala Ajak Publik Internasional Desak Taliban Izinkan Perempuan Afghanistan ke Sekolah

Ada daerah yang hanya memiliki dua dokter perempuan

Penduduk provinsi Ghor, Afghanistan menyuarakan keluhan mereka mengenai kurangnya dokter dan tenaga medis perempuan di daerahnya. 

Menurut The Khaama Press, hanya ada dua dokter perempuan di rumah sakit provinsi Ghor. 

Pasien perempuan dihadapkan dengan penanganan ginekologi dan obstetri yang tidak layak dan tingginya risiko saat melahirkan. 

Komite penyelamatan internasional yang berbasis di Amerika Serikat juga menyatakan bahwa pihaknya telah menarik bantuannya setelah Taliban melarang pekerja perempuan dari NGO dua bulan lalu. ***

 

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Washington Post Aninews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x