Pro Kontra Petani Milenial, Program Unggulan Ridwan Kamil untuk Mengurangi Tingkat Pengangguran di Jawa Barat

3 Februari 2023, 14:09 WIB
Petani di sawah /Nofa Dwi Saputra/Dokumentasi Pribadi

KABAR WONOSOBO – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil membuat sebuah program yang bernama Petani Milenial.

Program tersebut digadang-gadang merupakan salah satu program unggulan dari Ridwan Kamil.

Selain itu juga program tersebut disebut-sebut sudah meluluskan 1.249 Petani dengan 7.388 Petani Milenial Aktif dan jumlah Pendaftar di tahun 2022 sebanyak 21.163 Petani.

Baca Juga: Babinsa Bantu Petani Wujudkan Jalan Usaha Tani Desa Karanganyar, Wadaslintang, Wonosobo

Program tersebut telah diinisiasi pada tahun 2021 dengan memiliki lima tujuan, utamanya untuk pemulihan perekonomian masyarakat dalam bidang pertanian.

Selain itu, program ini juga memiliki tujuan sebagai penambah semangat kewirausahaan, meningkatkan hasil produksi pangan, mengurangi tingkat pengangguran, serta memajukan budidaya pertanian Jawa Barat.

Dalam melaksanakan program ini, Pemerintah Daerah Jawa Barat menggandeng 18 instansi  seperti BUMD, Dinas, hingga pihak swasta.

Baca Juga: 70 Petani Wonosobo Dilatih Teknik Menanam Kopi dan Alpukat Berbasis GAP

Ada beberapa persyaratan yang perlu disiapkan untuk mengikuti program tersebut.

Namun, persyaratan tersebut terbilang sangat mudah dan tidak memberatkan para calon Petani.

Persyaratan tersebut antara lain para calon Petani Milenial diharuskan berusia antara 19 hingga 29 tahun.

Selain itu juga harus berdomisili di Jawa Barat dan memiliki KTP Jawa Barat.

Baca Juga: Dukung Petani, Koramil 10 Selomerto, Wonosobo Karya Bakti Membuat Saluran Irigrasi di Desa Tumenggungan

Para calon Petani juga tidak memiliki kontrak dengan instansi lain.

Peserta yang mengikuti Program Petani Milenial sendiri tidak hanya dari para Petani saja, namun juga dari berbagai latar belakang yang berbeda mulai dari para karyawan hingga para mahasiswa.

Pemerintah Daerah Jawa Barat pun memberikan berbagai fasilitas guna mendorong produktivitas para Petani.

Baca Juga: Program Food Estate Diproyeksi Dorong Petani Wonosobo Makin Maju

Fasilitas tersebut berupa Bimtek dan Pelatihan, Pemagangan, Stimulus Pertanian, Bazar/Pemasaran, Sertifikasi, dan Pendanaan dari BJB.

Selain itu juga para Petani juga mendapatkan beberapa fasilitas tambahan seperti 125 Hak Kekayaan Intelektual (HKI), 50 Sertifikat Halal, 27 Pameran Dagang, serta Desain dan Cetak Kemasan.

Walaupun begitu, program tersebut diduga memiliki berbagai masalah yang harus dihadapi.

 Baca Juga: Hebat! Panen Bawang Putih Petani Wonosobo Lampaui Rata-rata Produksi Nasional

Pasalnya, ada beberapa peserta program tersebut yang mengeluhkan bahwa terdapat sejumlah kejanggalan yang ditemukan dan juga merugikan para peserta program lainnya.

Dalam sebuah unggahan di media sosial Twitter, akun @eess_ mengatakan bahwa selama ia mengikuti program tersebut, Rizky, pemilik akun Twitter tersebut sama sekali tidak mendapatkan keuntungan apapun.

Bahkan dalam unggahan tersebut, ia mengatakan tidak mendapatkan untung tapi malah terlilit hutang.

Baca Juga: Petani Kwadungan Kalikajar Wonosobo Hasilkan hingga 60 Ton Daun Bawang Sekali Panen di Lahan 1 Hektar

“1 tahun cuti kuliah demi program ini, belum lagi ada yang resign kerja tapi hasilnya nol dan pulang bawa utang,” katanya dalam unggahan Twitter yang dikutip oleh Kabar Wonosobo dari laman Pikiran-rakyat.com pada 2 Februari 2023.

Ia juga menambahkan bahwa para peserta mendapatkan pendanaan dari Bank BJB melalui KUR atau Kredit Usaha Rakyat dengan atas nama pribadi.

“Jadi kasarnya program ini dibiayai oleh kami dalam bentuk utang atas nama kami sendiri. Dan kami tidak memegang uang sepeserpun dari KUR kami. Seluruh dana KUR dikelola oleh PT AJ lalu diberikan dalam bentuk barang kepada kami,” kata Rizky Anggara dalam unggahan akun Twitter @eesss_. Dikutip oleh Kabar Wonosobo dari laman Pikiran Rakyat. 

Ikuti Selengkapnya Artikel Kami di Google News.*** 

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler