Dilansir Kabar Wonosobo dari Antaranews, pembahasan tersebut dilakukan mengingat saat ini banyak negara produsen vaksin yang membuat larangan atau pembatasan ekspor vaksin dengan alasan memenuhi kebutuhan dalam negeri di tengah melonjaknya kasus COVID-19
Pembatasan dan larangan tersebut tak pelang menghambat dan merusak distribusi vaksin dunia.
Retno mengatakan bahwa pembatasan dan larangan tadi ditakutkan dapat memperlambat pemulihan ekonomi yang terdampak karena pandemi yang juga tak kunjung usai.
“Oleh karena itu, sebagai salah satu co-chairs dari COVAX AMC Engagement Group, saya memiliki tanggung jawab moral untuk terus menyerukan kerja sama agar kesetaraan akses terhadap vaksin untuk semua negara dapat terlaksana,” terang Retno.
Dalam kunjungannya ke China, Retno mengunjungi Provinsi Fujian bersama dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, dan Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi.
Baca Juga: Uni Eropa Setuju Jatuhkan Sanksi untuk China Atas Kasus Pelanggaran HAM pada Muslim Uighur
Jumat 2 April 2021, ketiga menteri tersebut telah melakukan kurang lebih 14 pertemuan untuk membahas berbagai isu, termasuk situasi geopolitik, kerja sama vaksin, peningkatan kegiatan perdagangan dan investasi, serta kerja sama kekonsuleran, termasuk upaya penguatan perlindungan bagi ABK Indonesia.***