"Perawatan rutin pesawat BBJ 2 jatuh pada tahun 2021 merupakan perawatan Check C sesuai rekomendasi pabrik, maka tahun ini dilaksanakan perawatan sekaligus pengecatan yang bernuansa Merah Putih sebagaimana telah direncanakan sebelumnya," imbuh Heru.
Heru berpendapat bahwa waktu pengecatan akan lebih efektif jika dilakukan bersamaan dengan jadwal perawatan rutin.
"Perlu kami jelaskan bahwa alokasi untuk perawatan dan pengecatan sudah dialokasikan dalam APBN," jelas Heru.
Pengecatan ulang pesawat kepresidenan menjadi seperti bendera negara dikabarkan menghabiskan anggaran negara sebesar Rp2 Miliar.
Heru juga mengungkapkan bahwa proses perawatan dan pengecatan juga dilakukan di dalam negeri sehingga secara tidak langsung, mendukung industri penerbangan dalam negeri untuk berkembang.
Baca Juga: 16 Pesawat Tempur China Menerobos Wilayah Udara Malaysia, Duta Besar China Dimintai Penjelasan
Di sisi lain, besaran anggaran yang cukup fantastis untuk cat ulang pesawat kenegaraan tersebut ternyata menuai kontroversi dan panen kritikan dari masyarakat.
Salah satu kritikan yang pertama kali beredar luas datang dari pengamat penerbangan, Alvin Lie.
"Hari gini masih saja foya-foya ubah warna pesawat Kepresidenan. Biaya cat ulang pesawat setara B737 berkisar antara US$ 100 ribu sampai dengan US$ 150 ribu. Sekitar Rp 1,4 miliar sampai dengan Rp 2,1 miliar," tulis Alvin.***