Pasar Curug Titang Temanggung Sempat Tutup 7 Bulan, Kini Mampu Bukukan Rp13 Juta Sekali Buka

4 Maret 2021, 16:35 WIB
Suasana di Pasar Curug Titang, Desa Nampirejo, kecamatan Temanggung, kabupaten Temanggung dari tangkapan layar video akun IG @suryo.aljenggot_asli /Instagram.com/ @suryo.aljenggot_asli

KABAR WONOSOBO – Salah satu destinasi buatan di kabupaten Temanggung yang banyak menarik minat wisatawan adalah Pasar Curug Titang yang ada di dusun Titang desa Nampirejo, kecamatan Temanggung.

Namun karena pandemi, pasar yang mengusung berbagai kearifan lokal itu sempat ditutup sekitar setengah tahun lebih. Namun akhirnya pada bulan September 2020 lalu Pasar Curug Titang kembali dibuka dengan penerapan protokol kesehatan.

Pasar tematik yang hanya berjarak 100 meter dari destinasi wisata alam Curug Titang itu diresmikan pada 2019 dan tercatat, pendapatan para pedagang bisa mencapai Rp 13 juta dalam sekali gelaran sebulan sekali.

Baca Juga: Kronologis Pemerintah Sempat Keluarkan Aturan Legalitas Minuman Keras, Kini Izin Telah Dicabut

Berlokasi sekitar enam kilometer dari pusat kota, Pasar bulanan itu dibuka setiap hari pasaran bertepatan dengan Minggu Pahing sejak pukul 06.30 WIB hingga 12.00 WIB.

Seperti dikutip KabarWonosobo.com dari Media Center Temanggung, diungkapkan salah satu pengelola Pasar Curug Titang, Widati, keberadaan pasar amat berpengaruh dalam upaya pemberdayaan masyarakat sekitar.

Dibukanya Pasar Curug Titang menjadi lahan ekonomi baru. Sekaligus sebagai sarana pembelajaran bagi warga setempat untuk lebih sadar wisata.

Baca Juga: Golden Sunrise Sikunir Dieng, Spot Sempurna Abadikan Lautan Awan dan Jajaran Gunung Jateng di 2.460 Mdpl

"Sebagai salah satu perintis Pasar Curug Titang, menurut kami, keberadaan pasar ini mendukung para pedagang. Ini potensi wisata tiap Minggu Pahing," katanya pada Rabu, 3 Maret 2021 kepada Media Center Temanggung.

Jumlah pengunjung per gelaran, diungkapkan Widiati sekitar 300 orang di masa sebelum pandemi Covid-19. Sehingga perputaran uang di Pasar Curug Titang paling sedikit bisa mencapai kisaran Rp 8 juta - Rp 9 juta sekali buka.

Bahkan di masa pandemi saat ini dan setelah pasar dibuka kembali setelah lima bulan, perputaran uang yang dibukukan menyentuh angka Rp 13 juta. Pendataan penghasilan itu juga dimudahkan dengan adanya semacam token mata uang.

Baca Juga: Ekonomi AS Makin Secure, Nilai Tukar Rupiah Melemah di Akhir Pekan, Ini Hasil Analisa Pasar Uang Terbaru

“Di Pasar Wisata Curug Titang, pengunjung yang ingin berbelanja harus menukar uang dengan koin sebagai mata uang, tiap satu koin bernilai Rp2.000. Koin bisa dibelanjakan di lapak 35 pedagang yang merupakan penduduk lokal,” ungkapnya.

Selain jajanan khas Temanggung, ada juga sayuran hingga berbagai barang non makanan. Produk lokal seperti kopi hingga jajan pasar khas desa seperti thiwul, cethot, cethil, nasi jagung, dan nasi gono juga tersedia. Tiap lapak dikenakan uang meja dan uang operasional sebesar Rp20.000 untuk pengelolaan pasar.

Selain atraksi kuliner, ada juga senam bersama, hingga pertunjukan kesenian tradisional. Senam diwajibkan untuk pengunjung dan pedagang sebelum aktivitas untuk menyehatkan warga.

Baca Juga: Punya Zat Pemicu 'Kebahagiaan' Coklat Hitam Terbukti Mampu Cegah Darah Tinggi dan Baik Buat Sakit Hati

Salah satu lapak yang mendapat omzet cukup besar adalah pedagang kopi yang salah satunya Sapto San, yang bisa menjual hingga Rp800.000 setiap gelaran.  Bagi Sapto, keberadaan Pasar Curug Titang sangat membantu perekonomiannya serta warga lain sedesanya.***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Media Center Temanggung

Tags

Terkini

Terpopuler