Dia dirawat di rumah sakit selama lebih dari 35 hari lamanya dan kemudian meninggal dunia.
Pihak keluarga juga menanggapi komentar marah para pengguna media sosial, mengatakan bahwa mereka sendiri yang mengizinkannya untuk dipilih.
Para pendukung yang mengetahui kematiannya tentu tidak memilihnya, sementara yang lain memilihnya karena tidak mengetahui akan kematiannya.
Pihak keluarga menegaskan, meskipun beberapa pemilih tidak mengetahui kematiannya tetapi dia terpilih karena memiliki karir yang bagus dan jalur kerja sama di bidang kemanusiaan, serta mendukung kaum muda.
Namun, disebutkan dari sisi hukum Irak, seharusnya itu dapat digantikan oleh siapa pun yang menduduki kursi kedua dalam jumlah suara tersebut.
Baca Juga: Partai Syiah Moqtada al-Sadr Menang Pemilihan Irak
Dalam pemilu Irak minggu lalu tersebut partai ulama Syiah Irak Moqtada Al Sadr memimpin perolehan suara dan memenangkan sebagian besar kursi parlemen.
Kemenangan Al-Sadr ini diikuti oleh blok Taqaddum dari kubu Ketua Parlemen saat ini Mohammed Al-Halbousi kemudian disusul blok State of Law yang dipimpin oleh Perdana Menteri Nouri al-Maliki.***