GAWAT! Buah Carica Dieng Terancam Punah, Berikut 5 Penyebabnya

1 Februari 2024, 18:46 WIB
Carica, buah pepaya gunung yang hanya bisa dibudidayakan di Dieng /ksm_tour/Pinterest

KABAR WONOSOBO - Carica, buah eksotik asli yang banyak tumbuh di Dataran Tinggi Dieng terancam punah. Ada beberapa hal yang menyebabkan populasi pohon Carica semakin berkurang. Simak artikel ini sampai habis untuk mengetahui penyebabnya.

Carica adalah buah endemik dari Dataran Tinggi Dieng yang menurut sejarah berasal dari dataran tinggi di Amerika Selatan. Carica mudah dikenali karena bentuknya yang seperti pepaya, namun dengan ukuran yang lebih kecil dan aroma segar yang lebih menguar.

Buah Carica atau dikenal juga dengan sebutan pepaya kerdil atau pepaya gunung hanya dapat tumbuh di daerah dengan elevasi tinggi dan suhu udara yang relatif rendah. Oleh karenanya, Dataran Tinggi Dieng menjadi habitat yang cocok untuk budidaya Carica karena Carica jarang bisa tumbuh di tempat lain.

Baca Juga: Mengenal Carica, Buah yang Hanya Tumbuh dan Dibudidayakan di Dataran Tinggi Dieng

Sudah banyak orang yang mencoba untuk membudidayakan Carica dan menanamnya di tempat lain, namun bibit Carica tersebut justru tumbuh menjadi pohon pepaya biasa. Karena hal tersebut, kita akan jarang menemukan Carica di tempat lain, meskipun daerah dengan ketinggian yang sama, bahkan lebih, ada di banyak provinsi di Indonesia.

Sayangnya, beberapa tahun terakhir, terutama sejak pandemi melanda, jumlah pohon dan produksi buah Carica semakin berkurang hingga muncul kelangkaan. Ada beberapa hal yang menyebabkan Carica semakin langka dan berpotensi menuju kepunahan.

Berikut lima masalah yang menyebabkan kelangkaan dan berkurangnya populasi pohon Carica di Dataran Tinggi Dieng.

Baca Juga: Roadshow Gibran di Wonosobo Kunjungi Produsen Carica, Temui Pemuka Agama Hingga Ngeteh Minggu Pagi

  1. Cuaca yang tak menentu

Dalam setahun terakhir, Indonesia dan khususnya Dataran Tinggi Dieng mengalami kondisi cuaca yang tak menentu. Terbaru, terjadi kemarau panjang yang dimulai sejak kuartal kedua tahun 2023 hingga akhir tahun 2023. 

Cuaca panas terik tersebut tentunya membuat ketersediaan air tanah semakin menipis karena minimnya hujan yang turun. Apalagi Dieng terletak di daerah yang tinggi sehingga untuk mengalirkan air harus mengambil dari sumber mata air yang ada di bawahnya.

Kekurangan air dan zat hara tersebut menyebabkan pohon Carica tidak tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang kualitasnya kurang prima. Bibit yang kualitasnya kurang baik tentunya akan menghasilkan Carica yang kurang baik pula sehingga dapat mengancam kelangsungan regenerasi Carica.

Baca Juga: Buah Langka! Inilah 5 Macam Olahan Buah Carica khas Wonosobo dan Dieng

  1. Bukan komoditas utama

Bukan rahasia umum jika Dieng adalah daerah penghasil sayur mayur dengan kualitas super. Salah satu sayuran yang paling banyak dibudidayakan di Dieng adalah kentang. Kentang dipilih sebagai komoditas utama di Dieng karena bibit yang mudah didapat, masa panen yang relatif singkat dan uang hasil penjualannya pun relatif stabil dan bahkan dapat berlipat ganda.

Banyak cerita orang kaya Dieng yang disebut-sebut bisa semakin kaya setelah masa panen kentang berlalu dengan sukses. Kisah sukses inilah yang akhirnya mengubah bentang alam Dieng menjadi seperti saat ini, penuh dengan ladang kentang.

Namun sayangnya, ladang kentang yang berhektar-hektar itu hanya menyisakan sedikit lahan untuk tanaman non komersil lain, dalam hal ini pohon Carica yang justru menjadi tanaman endemik Dieng. 

Saat ini Carica justru hanya ditanam di perengan atau di batas tanah atau ladang sebagai tanaman sampingan atau pembatas area ladang milik petani dengan petani lainnya. Semakin berkurangnya area tanam Carica tentu berdampak pada populasi tanaman Carica di Dieng.

Baca Juga: Tak Hanya Carica dan Keripik Jamur, Berikut 5 Rekomendasi Oleh-Oleh Hits Khas Wonosobo

  1. Dianggap sebagai tanaman pengganggu

Melanjutkan penjelasan tentang kentang sebagai komoditas utama, kentang yang dibudidayakan di Dieng membutuhkan sinar matahari yang cukup di sepanjang hidupnya untuk dapat tumbuh dengan maksimal.

Keberadaan pohon Carica yang lebih tinggi daripada pohon kentang dan tergolong sebagai tumbuhan yang daunnya cukup rimbun dianggap mengganggu tumbuh kembang tanaman kentang dan menghalangi sinar matahari yang diterima tanaman kentang.

Selain itu, Carica dituding mencuri nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan kentang untuk membesarkan kentang sehingga biasanya kentang yang ditanam di dekat pohon Carica memiliki umbi yang relatif lebih kecil. Oleh karenanya pohon Carica biasanya hanya ditanam di pinggir ladang saja agar tidak mengganggu tanaman utama, yakni kentang.

Baca Juga: Oleh-Oleh Khas Wonosobo: Tamarillo Juice dan Carica Pulpy yang Menyegarkan

  1. Bencana dan penyakit

Pohon Carica bukanlah pohon yang memiliki akar dan batang yang kuat. Layaknya pohon pepaya biasa, batang pohon Carica cenderung lunak dan tidak berkayu. 

Kondisi cuaca di Dieng yang tak menentu sempat menyebabkan munculnya beberapa bencana di Dieng seperti tanah longsor, hujan badai dan angin kencang yang membuat Tanaman Carica yang berada di pinggiran ladang patah atau terbawa material longsor.

Selain itu Carica juga rentan terserang penyakit seperti serangan serangga kutu busuk dan jamur putih. Hal itu semakin membuat Carica terancam kepunahan.

Baca Juga: Oleh-Oleh Khas Wonosobo: Carica Strudel, Dieng dan Eropa Dalam Satu Rasa

  1. Harga jual yang tidak stabil

Layaknya komoditas pangan lain, harga jual Carica juga mengalami pasang surut sesuai dengan musim dan ketersediaannya. Namun tidak seperti kentang yang menjadi primadona, harga Carica bisa anjlok sedemikian drastis di pasaran.

Saat artikel ini tayang, harga wajar untuk satu kilogram Carica mentah adalah di kisaran Rp3.000 hingga Rp4.000. Namun ada masa-masa dimana Carica hanya dihargai Rp1000 saja per kilogramnya.

Meskipun untuk membudidayakan Carica tidak memerlukan perawatan khusus dan bisa hanya dengan ditinggal begitu saja pasti akan berbuah, hal tersebut membuat para petani enggan menggantungkan diri pada Carica dan lebih memilih komoditas yang nilainya lebih pasti.

Baca Juga: Mendagri Tito Karnavian Cicipi Carica Khas Wonosobo, Beri Komentar Seperti Ini

Itulah tadi lima penyebab utama yang disinyalir akan mengakibatkan punahnya buah Carica khas Dieng. Tentunya kita tidak ingin buah yang hanya tumbuh di  Dieng Indonesia dan Dataran Tinggi Amerika Selatan itu hanya tinggal nama saja.

Perlu langkah konkret untuk menyelamatkan populasi pohon dan buah Carica sehingga oleh-oleh khas Dieng ini bisa selamat dari kepunahan dan dapat terus dinikmati oleh anak cucu saat berkunjung ke Dieng.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Kabar Wonosobo

Tags

Terkini

Terpopuler