Menganyam Alat dari Bambu, Keahlian Turun-temurun Warga Rimpak Sapuran yang Jadi Tumpuan Ekonomi

- 10 Maret 2021, 00:59 WIB
Produk anyaman bambu desa Rimpak kecamatan Sapuran Wonosobo dimuat untuk dijual ke Pasar
Produk anyaman bambu desa Rimpak kecamatan Sapuran Wonosobo dimuat untuk dijual ke Pasar /dok. Kabar Wonosobo

Pembagian produksi di tingkat dusun sudah tertata sejak lama. Dusun Ringkuk misalnya, menghasilkan rangka ceting, dusun Rimpak Krajan menghasilkan ceting, dan dusun Jagungan menghasilkan tampah.

Setiap tahapan pembuatan produk, ada istilah yang menandai. Contohnya ketika proses membagi bambu menjadi beberapa bagian tipis disebut nyigiri. Lalu  proses menipiskan bambu menjadi lembaran panjang dan pendek disebut ngongot.

Baca Juga: Inilah 3 Kedai Es Legend yang Wajib Coba di Wonosobo, Harga per Porsinya Kurang dari 10K Semua

Ada juga  wiwit yaitu proses pembuatan dasar ceting dan proses menganyam bagian bawah ceting disebut mbuconi (dari kata bucu). Sedangkan proses memasukan lembaran dengan satu sisi yang tajam disebut ngelancupi, dan proses akhir menganyam disebut nganyam.

Proses lain yang dikenal diantaranya mengku, ngusoni, nutus dan sikil yang menandai proses terakhir pembuatan ceting.

Para pengrajin anyaman membawa produknya setiap lima hari sekali bertepatan dengan hari Wage dalam hitungan  penanggalan Jawa. Hitungan kodi menjadi satuan untuk tiap pengemasan 20 buah produk.

Baca Juga: UKM Temanggung Dilatih Pemasaran Produk Lewat Media Online, Dibimbing Langsung oleh Ahlinya

Gito, salah satu pengepul dari Rimpak menyebut sekali mengirim ke pasar dirinya membawa 1.000 produk yang jenisnya dicampur. Selain di beberapa pasar di kabupaten Wonosobo Gito mengirim hingga ke Purbalingga, Tegal, Tangerang, dan Jakarta.

“Harga satu buah ceting kecil biasanya dijual mulai Rp6.000 dan ceting besar Rp7.500 di pasar,” katanya.

Dari observasi para mahasiswa Unsiq yang tengah mengadakan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) kelompok 41 yang bertugas di Rimpak, pemasaran produk anyaman bambu itu bisa ditingkatkan dengan media online. Kelompok KPM juga mencoba mengenalkan potensi Rimpak lewat media sosial mereka, hingga menghubungkan dengan media online, termasuk mengirimkan data kepada Kabar Wonosobo.

Halaman:

Editor: Erwin Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah