200 Ibu-ibu di Wonosobo Dilatih Olah Ikan untuk Tingkatkan Konsumsi dan Cegah Stunting

- 17 Oktober 2022, 15:48 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina saat menutup pelatihan hasil olahan berbahan ikan di Wonosobo dan mencicipi hasil karya peserta.
Anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina saat menutup pelatihan hasil olahan berbahan ikan di Wonosobo dan mencicipi hasil karya peserta. /Kabar Wonosobo/ Erwin Abdillah

Anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina saat menutup pelatihan hasil olahan berbahan ikan di Wonosobo dan mencicipi hasil karya peserta.

KABAR WONOSOBO - Potensi komoditas ikan air tawar Wonosobo yang melimpah dan tersebar di 15 kecamatan, menjadikannya sebagai peluang untuk pemenuhan gizi anak serta peluang ekonomi.

Hal itu dipaparkan dalam penutupan Pelatihan Diversifikasi olahan ikan yang dibuka oleh Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Jateng VI (Purworejo, Magelang, Temanggung dan Wonosobo) Vita Ervina.

Vita menyebut bahwa pelatihan olahan berbahan ikan menjadi salah satu upaya memaksimalkan potensi sektor perikanan di Wonosobo.

“Para ibu bisa mengoptimalkan hasil pengolahan perikanan untuk dijadikan sebagai sumber pangan yang sehat dan bergizi. Apalagi jika mengingat mengkonsumsi ikan bisa mensehatkan, mencerdaskan dan mengkuatkan tubuh anak,” kata Vita, Sabtu 15 Oktober 2022.

Baca Juga: Angka Stunting Masih Tinggi, jadi PR Besar Kabupaten Wonosobo

Pelatihan yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Pelatihan dan Pengolahan Perikanan Tegal di Gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Wonosobo itu diadakan selama dua hari diikuti perwakilan 200 peserta dari masyarakat perikanan di Wonosobo.

Menurut Vita, tingkat konsumsi ikan di Wonosobo masih cukup rendah yakni di 24 kilogram per kapita per tahun. Sedangkan di Jateng sudah mencapai 26 kilogram dan nasional sudah mencapai 35 kilogram. 

Kondisi itu menurutnya dipengaruhi oleh ketersediaan ikan dan wilayah yang jauh dari laut.

"Ini juga kemungkinan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap nilai gizi yang terkandung di dalamnya,” kata dia.

Baca Juga: Program Percepatan Penanganan Stunting Wonosobo Diprioritaskan dari Hulu, Utamakan Ibu Hamil

Menurut data yang ada, produksi ikan di Wonosobo sudah mencapai 9.000 ton pertahun.

"Maka dibandingkan dengan jumlah penduduk Wonosobo yang mencapai 800 ribu jiwa, dirasa masih belum mencukupi kebutuhan harian," imbuhnya.

Dikatakan Vita, salah satu prioritas nasional sekarang ini adalah untuk menurunkan angka stunting. Maka perhatian konsumsi ikan ditujukan kepada calon ibu, ibu hamil dan bayi sampai 5 tahun (balita).

“Maka konsumsi ikan secara teratur dianjurkan. Karena selain harganya lebih terjangkau, ikan juga memiliki jumlah protein bergizi dan kandungan omega 3 yang diperlukan untuk pertumbuhan otak, perkembangan janin, menurunkan risiko ibu hamil dan stunting,” jelasnya.

Baca Juga: Angka Prevalensi Stunting ditarget 10 Persen, Pemkab Wonosobo Bentuk Tim Percepatan Penurunan Angka Stunting

Maka guna mendorong peningkatan produktivitas ikan juga didorong program gemar makan ikan untuk mendorong peningkatan konsumsi ikan di masyarakat. Bimbingan teknis dan pelatihan pengolahan hasil perikanan diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

Dalam pelatihan itu ada beberapa Jenis olahan ikan berupa pempek, baso dan otak-otak ikan, dipilih karena pembuatannya tergolong mudah. Juga merupakan makanan yang digemari oleh masyarakat sekitar. Bahan yang digunakan juga mudah didapatkan dan harga relatif murah.

"Harapan kami, setelah diberikan pelatihan, nanti pulang ke rumah, ilmu dipraktekkan. Baik untuk disajikan dalam menu keluarga sehari-hari, maupun mengoptimalkan olahan hasil perikanan guna menambah nilai ekonomis untuk meningkatkan kesejahteraan bagi keluarga dan masyarakat," tuturnya.

Baca Juga: Wonosobo Targetkan Tahun 2024 Prevalensi Kasus Stunting Menjadi 10%

Senada disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK, Dyah Afif Nurhidayat menyebut bahwa Potensi air dan ikan air tawar di Wonosobo sangat baik. Didukung dengan banyaknya warga yang memiliki kolam ikan.

"Ini jadi modal besar untuk menurunkan angka Stunting di Wonosobo.
Kebanyakan budidaya dijual semua dan kurang dimanfaatkan untuk konsumsi keluarga. Kadang hanya saat-saat peringatan desa. Maka angka stunting di Wonosobo masih tinggikarena konsumsi ikannya masih rendah," pungkas Dyah yang turut menutup pelatihan.***

Editor: Erwin Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x