Wonosobo Targetkan Tahun 2024 Prevalensi Kasus Stunting Menjadi 10%

- 24 Maret 2022, 20:21 WIB
Rembuk Stunting Tabulation Wonosobo Tahun 2022 di Pendopo Kabupaten 23 Maret 2022
Rembuk Stunting Tabulation Wonosobo Tahun 2022 di Pendopo Kabupaten 23 Maret 2022 /Dinas Kominfo Wonosobo

KABAR WONOSOBO - Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah Tahun 2021, angka stunting di Wonosobo termasuk tertinggi se-Jateng.

Hal itu  menjadikan seluruh Organisasi Perangkat Daerah terkait di kabupaten Wonosobo untuk segera melakukan penanganan dan pencegahan stunting secara tepat melalui optimalisasi program yang sudah dirancang. Selain itu, diminta bersinergi dan berkolaborasi antar stakeholder yang ada sebagai langkah konkrit penuntasan permasalahan tersebut.

Mengingat prevalensi kasus stunting di Wonosobo 10,49% dan ditargetkan tahun 2024 turun menjadi sekitar 10%, ungkap Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar dalam acara Rembug Stunting Tabulation Wonosobo Tahun 2022 di Pendopo Kabupaten, Rabu, 23 Maret 2022.

Baca Juga: IPHI Wonosobo Peringati Harlah Ke 32, Turut Bagikan 32.000 Paket Sembako

“Mari bersama kita kompak dan menyatukan langkah prioritas untuk penanganan stunting di Wonosobo tercinta, sebab berdasarkan data dari BKKBN Jawa Tengah, angka stunting di Wonosobo tertinggi se-Jawa tengah, melalui sinergitas dan kolaborasi optimal antar semua pemangku kebijakan, dengan melihat kondisi nyata di lapangan, saya berharap prevalensi kasus stunting di Wonosobo dari 10,49 di tahun 2024 menjadi 10%,” kata Gus Albar.

Terangnya, permasalahan stunting perlu mendapatkan perhatian yang khusus, terlebih diperburuk adanya pandemi covid-19 yang tak kunjung usai. Menjadikan masyarakat ragu untuk datang ke posyandu memantau status gizi dan perkembangan kesehatan anak, dampaknya pengetahuan akan kesehatan dan gizi menjadi rendah.

Menurut Albar, 1000 hari pertama kehidupan merupakan periode sensitif bagi kehidupan seorang anak sebab dampak dari penurunan gizi yang tak terpenuhi dengan cukup akan bersifat permanen atau tak dapat diperbaiki.

Lanjut Wabup, terdapat 3 pendekatan pokok dalam upaya pencegahan kasus tersebut yakni pendekatan kepada keluarga yang berisiko, pendekatan multi sektoral pentaholik, dan pendekatan intervensi gizi yang berfokus pada kesehatan pencukupan gizi bagi calon pengantin, ibu hamil, ibu masa interval, dan balita yang berbasis pada penyediaan air bersih dan bantuan sosial.

Baca Juga: Pemkab Wonosobo Teken MoU dengan Yayasan Solidaridad Belanda Garap Sektor Pengolahan Bulu Domba Wonosobo

Halaman:

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Dinas Kominfo Wonosobo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x