Baca Juga: Kritik Ijazah UGM Presiden Jokowi, Dokter Tifa Dipastikan Bukan Lulusan STF Driyarkara
Di dalam ruang baca terdapat koleksi buku-buku, ada komputer, dan juga piala serta piagam penghargaan.
Saat sedang melihat koleksi buku dan penghargaan yang pernah diraih TBM tersebut, ada seseorang yang menghampiri saya.
Orang itu adalah Dimas Ari Pamungkas (40) yang biasa dipanggil Dimas, selaku pemilik dari TBM Al-Bidayah.
Ia mengajak saya untuk masuk ke ruang Sanofi (Sastra, novel, dan fiksi) yang memungkinkan untuk bisa berbincang, karena di ruang baca barusan sudah ramai oleh pengunjung, takutnya mengganggu.
Di awal perbincangan tentu menarik untuk mengorek bagaimana sejarah dari TBM Al-Bidayah, mengajak Pak Dimas untuk kembali mengenang cikal bakal TBM ini.
Tanpa ragu Ia mulai bercerita tentang dulu saat TBM nya itu masih bertempat di musholla dan rak bukunya dari bekas podium kompetisi sepak bola tarkam.
“Dulu itu waktu awal saya lulus SMA bingung mau ngapain, alhasil karena saya punya beberapa koleksi buku, tahun 2004 saya bawa ke musholla. Saya taruh di rak yang saya minta dari bekas podium turnamen sepakbola. Dulu musholla jadi ramai anak-anak, bahkan bisa sampai malam, karena saya tidak hanya menyediakan buku tetapi juga beberapa permainan edukatif.” Ungkap lelaki yang pada waktu itu juga menjadi pengajar di Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) di musala tersebut.
Tiga tahun kemudian, Dimas mulai menambah koleksi bukunya, dengan meminta donasi buku ke orang-orang yang Ia kira mau dan memang punya perhatian pada literasi.