"Naiknya yield obligasi pemerintah AS ini membuat dolar AS lebih menarik dibandingkan aset mata uang lainnya," tuturnya.
Ariston menjelaskan lebih lanjut bahwa kenaikan yield obligasi AS untuk tenor jangka panjang itu didukung oleh outlook pemulihan ekonomi dan kenaikan inflasi di AS.
Semenjak pagi, Rupiah memang terlihat tidak bergairah. Pada pembukaannya, Rupiah tercatat sudah mengalami pelemahan tujuh poin dibandingkan penutupannya pada kamis sore yang berarti Rupiah dihargai Rp14.025 per dollar AS. Padahal seperti disebut sebelumnya Rupiah ditutup di angka Rp14.018 di hari sebelumnya. ***