Arti Perayaan Rabu Abu, Tanda Pertobatan Umat Katolik dengan Membuat Tanda Salib di Dahi

31 Maret 2021, 23:16 WIB
Ilustrasi Penandaan Salib di dahi /kristusraja.gereja.cc

KABAR WONOSOBO - Hari Raya Paskah merupakan momentum bagi umat Katolik untuk menyambut kebangkitan Yesus Kristus setelah wafatnya sang Al Masih.

Paskah atau biasa disebut dengan Easter bermakna kelahiran baru dan kemenangan Yesus Kristus atas kematian.

Hari Raya Paskah diperingati setiap tahun, dan kali ini ini jatuh pada tanggal 4 April 2021 mendatang.

Baca Juga: Melihat Tradisi Sadranan Jumat Legi di Pasar Parakan, Kirab Tumpeng Pedagang dan Doa Bersama

Sebelum perayaan Paskah, umat Katolik biasanya akan melakukan ibadah Pra Paskah yakni Rabu Abu.

Rabu Abu sudah dilakukan oleh umat Katolik pada 17 Februari lalu, dilakukan pada hari Rabu dan tepatnya 40 hari sebelum hari Paskah.

Dalam ajaran Kristen, tanda 40 ini memiliki makna rohani sebagai lama persiapan.

Baca Juga: Lihat Tradisi Unik Menyambut Bulan Suci Ramadhan dari Berbagai Negara, Ternyata Ada Halloween di Arab!

Jadi, bisa dikatakan bahwa pada hari Rabu Abu, umat Kristiani mulai mempersiapkan diri untuk memasuki masa tobat dengan memperbanyak doa, dan aksi berbagi berkat kepada sesama.

Selama masa Prapaskah, kita diajak untuk menyisihkan uang yang biasanya dipergunakan untuk membeli makanan kesukaan, rokok atau barang yang diinginkan untuk ditabung.

Tabungan dari masa Pra Paskah ini biasanya dikelola Majelis Jemaat melalui program Aksi Paskah untuk dapat disalurkan bagi sesama yang membutuhkan.

Baca Juga: Sejarah Tari Sekapur Sirih, Adat Penyambutan Tamu di Provinsi Jambi yang Simpan Nilai Luhur

Gerakan Aksi Paskah ini merupakan bentuk kesediaan diri kita untuk dipakai oleh Tuhan melalui segenap waktu, tenaga, rejeki yang kita miliki bagi kebaikan semesta.

Dinamakan Rabu Abu karena suatu kejadian dari asal mula manusia dibentuk, dimana manusia diciptakan oleh Tuhan Yesus Kristus dari debu dan tanah.

Dan saat kita meninggal, kita akan kembali menjadi debu dan tanah.

Baca Juga: Letusan Gunung Fagradalsfjall di Islandia jadi Tontonan Warga, 800 Tahun Tertidur Tiba-tiba Muntahkan Lava

Jadi secara umum, makna ibadah Rabu Abu adalah untuk mengingatkan kita agar mau bertobat.

Selain melakukan kebaikan dan bertobat, umat Katolik juga disarankan untuk melakukan puasa dan berpantang.

Berpantang di sini diartikan mengurangi atau bahkan tidak sama sekali memakan daging binatang apapun.

Baca Juga: Apresiasi Tenaga Kesehatan, Menginap di Hotel Cukup Bayar 10 Ribu Rupiah

Pelaksanaan Rabu Abu biasanya dilakukan di gereja dengan menandai dahi para jemaat tanda salib menggunakan abu.

Pada saat menerima abu di gereja, para jemaat mendengar ucapan Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil,” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu”.

Abu yang diberikan diperoleh dari pembakaran daun palem yang telah diberkati oleh Pastor dan diperciki dengan air suci.

Baca Juga: Menko PMK Tegaskan Tidak Ada Mudik dan Libur Panjang Lebaran 2021, Antisipasi BOR

Abu yang diterima para jemaat merupakan pengingat akan dosa-dosa manusia, dan para jemaat terkadang membiarkan tanda salib dari abu di dahi mereka sebagai tanda kerendahan hati.***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: tuhanyesus.org

Tags

Terkini

Terpopuler