Heboh Mahasiswa UNHAS Mengaku Non Biner, Ini 5 Gender yang Dipercayai Suku Bugis di Makassar

21 Agustus 2022, 12:03 WIB
Ilustrasi - simak penjelasan 5 gender yang diakui oleh Suku Bugis di Sulawesi Selatan, perlu dipahami sebelum tanggapi pengakuan seorang mahasiswa Universitas Hasanuddin atau UNHAS yang viral di media sosial. /

KABAR WONOSOBO - Sebuah video mengenai seorang mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar, Sulawesi Selatan yang mengakui memiliki gender non biner tersebar di internet. 

Mahasiswa baru Universitas Hasanuddin berinisial NA tersebut mendefinisikan dirinya bukan sebagai laki-laki maupun perempuan melainkan non biner atau netral. 

Pernyataannya tersebut menimbulkan tanggapan kurang mengenakkan dari dua dosen Universitas Hasanuddin yang sontak memintanya keluar dari ruangan. 

Baca Juga: VIRAL! Mahasiswa Diusir Dosen Karena Mengaku Gender Non Biner

Beberapa warganet menyayangkan bahwa kejadian tersebut terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan yang merupakan rumah bagi suku Bugis yang mempercayai adanya sistem 5 gender. 

Menurut World Health Organization (WHO) gender sendiri merupakan sifat perempuan dan laki-laki yang berada dalam satu spektrum yang memuat norma, peran, dan hubungan antara kelompok laki-laki dan perempuan, yang dikonstruksi secara sosial.

Gender merupakan sesuatu yang terbentuk secara sosial dan bukan dari bentuk tubuh laki-laki maupun perempuan.

Baca Juga: Melihat Ketimpangan Relasi Gender di Korea Selatan di Extraordinary Attorney Woo Episode 11

Secara umum gender dikelompokkan menjadi feminin dan maskulin yang bisa diekspresikan dengan berbagai cara seperti cara berpakaian, cara berbicara, dan perilaku.

Masyarakat suku Bugis mempercayai ada 5 sistem gender dengan peran yang berbeda-beda, yaitu perempuan (Makkunrai), laki-laki (Orowane), laki-laki feminin (Calabai), perempuan maskulin (Calalai), dan Bissu (gabungan antara laki-laki dan perempuan) sesuai dengan kecenderungan yang dirasakan dari kecil dan pengaruh dari lingkungan sekitar. 

Kelima gender tersebut diterima oleh masyarakat Bugis karena sudah menjadi suatu tradisi kebudayaan dari para leluhur sebelum agama Islam masuk ke tanah Bugis. 

Baca Juga: Kritikus Musik Korea Sebut Alasan Grup K-Pop Mix Gender Langka, termasuk Masalah Domestik

Dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman The Conversation, berikut merupakan penjelasan singkat lima gender yang diakui suku Bugis di Sulawesi Selatan. 

Bukan hanya sekadar non biner seperti yang kembali dibicarakan setelah video mahasiswa di Universitas Hasanuddin atau UNHAS, viral.

Seorang calabai yang terlahir sebagai laki-laki tidak bisa menjadi perempuan seutuhnya, namun ia memiliki peran dan identitas gender sebagai perempuan dengan berpakaian dan memiliki sifat feminine.

Baca Juga: Tak Secemerlang KARD, Ini Alasan Grup K-Pop Co Ed atau Mix Gender Tak Banyak

Begitu pula dengan Calalai yang merupakan perempuan secara biologis akan tetapi memilih melakukan peran laki-laki dalam masyarakat Bugis. 

Jika ada celabai dan celalai menikah, maka mereka akan bertukar peran dalam berumah tangga. 

Calalai yang secara biologis adalah laki-laki akan mengurus urusan rumah tangga, sebaliknya Calalai yang secara biologis adalah perempuan berkewajiban bekerja sebagai kepala rumah tangga dan bekerja mencari nafkah.

Baca Juga: Grup Korea Lintas Gender KARD Siapkan Comeback Usai Dua Tahun Hiatus

Sedangkan Bissu (gabungan antara laki-laki dan perempuan) dalam masyarakat Bugis dianggap memerankan peran penting sebagai orang yang dianggap suci. 

Seorang Bissu harus netral dan tidak boleh menonjolkan salah satu identitas gendernya baik laki-laki maupun perempuan. 

Meski mempercayai adanya lima gender, keberadaan gender di luar laki-laki dan perempuan tersebut tidak lepas dari diskriminasi dari masyarakat luar maupun masyarakat Bugis sendiri.

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Terpilih Yoon Seok Yeol Dikritik Kelompok Advokasi Perempuan atas Diskriminasi Gender

Terlebih sejak masuknya Islam yang ajarannya bertentangan dengan budaya tradisional suku Bugis. ***

Editor: Khaerul Amanah

Sumber: The Conversation

Tags

Terkini

Terpopuler