Wisata Bertema Kematian, Mayat Diletakkan Begitu Saja di Bawah Pohon Tanpa Dikubur di Desa Trunyan Bali

- 25 Mei 2021, 17:41 WIB
Penampakan pemakaman di Desa Trunyan, Kintamani, Bali yang dijadikan tempat wisata bertema pasca kematian.
Penampakan pemakaman di Desa Trunyan, Kintamani, Bali yang dijadikan tempat wisata bertema pasca kematian. /putrama.co.id

Di kuburan Trunyan, mayat yang meninggal tidak dikubur melainkan dibiarkan tergeletak di atas tanah.

Mayat yang tergeletak tersebut hanya diberi pagar dari bambu dan aneka sajian yang diletakkan di samping jenazah tersebut.

Jika pada umumnya mayat akan berbau busuk ketika dibiarkan berhari-hari, berbeda dengan mayat yang berada di pemakaman Trunyan ini.

 Baca Juga: Pelajari Kembali Sejarah Hari Raya Nyepi di Indonesia dan 4 Rangkaian Upacara Pentingnya

Meskipun dibiarkan dalam waktu yang lama mayat-mayat itu sama sekali tidak mengeluarkan bau busuk.

Hal ini bisa terjadi karena jenazah tersebut diletakkan di antara pohon taru menyan yang berbau harum.

Masyarakat setempat mempercayai bahwa aroma yang keluar dari pohon taru menyan inilah yang dapat menetralisir udara di sekitarnya.

 Baca Juga: Mitch Albom Memaknai Kehidupan dan Kematian dalam 2 Novelnya, The Five People You Meet in Heaven dan Sekuelnya

Ternyata pohon taru menyan diperkirakan sudah berusia ribuan tahun dan ukuran pohon tersebut tidak banyak mengalami perubahan.

Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat Trunyan, dulunya pohon taru menyan itu mengeluarkan bau yang sangat wangi hingga mengganggu para warga.

Halaman:

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: fkossmpkotabali.web.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x