Sumur Peninggalan Majapahit, Berbahan Jobong Kuno Ditemukan di Wajak Lor, Tulungagung

- 30 Mei 2021, 18:16 WIB
Sumur Jobong Kuno yang Diduga Peninggalan Zaman Kerajaan Majapahit Ditemukan di Wajak, Tulungagung. Tangkapan layar Youtube Suguhan Sepincuk Berita.
Sumur Jobong Kuno yang Diduga Peninggalan Zaman Kerajaan Majapahit Ditemukan di Wajak, Tulungagung. Tangkapan layar Youtube Suguhan Sepincuk Berita. /Youtube.com/ Suguhan Sepincuk Berita

 

KABAR WONOSOBO – Wilayah Indonesia, terutama Pulau Jawa terkenal kaya akan peninggalan sejarah zaman kerajaan.

Salah satunya ditemukan pada akhir Mei 2021 oleh Warga di Desa Wajak Lor, Tulungagung, Jawa Timur.

Mereka secara tidak sengaja telah menemukan sebuah situs yang diduga sumur kuno berbahan Jobong atau Gerabah kuno di suatu wilayah persawahan.

 Baca Juga: Artefak Peninggalan 5000 Tahun Sebelum Masehi Ditemukan di Ngarrindjeri Australia, Diduga dari Tulang Kanguru

Warga sekitar menemukan sumur kuno tersebut saat sedang membersihkan area persawahan itu untuk dijadikan lapangan.

Sumur yang ditemukan di tengah kawasan persawahan desa setempat itu diduga telah berusia ratusan tahun dan diperkirakan merupakan peninggalan zaman kerajaan Majapahit.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kasi Pelestarian Cagar Budaya Museum dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tulungagung, Winarto, pada sebuah kesempatan Jumat, 28 Mei 2021.

 Baca Juga: Kota Kuno Mesir Ditemukan, Arkeolog Sebut Penemuan Terbesar Setelah Makam Tutankhamun

"Kami baru mendapat laporannya kemarin (Kamis, 27 Mei 2021). Kondisinya masih utuh dengan lingkungan sekitar terdapat tanaman maja," kata Winarto.

Winarto menjabarkan bahwa sumur kuno memiliki diameter sekitar 60 cm dan kedalaman 180 cm.

Dilansir Kabar Wonosobo dari Antaranews, sumur kuno tersebut dilaporkan dibuat dengan enam jobong yang dipercaya telah berusia ratusan tahun.

 Baca Juga: NASA Kirim 2 Piringan ‘Emas’ Berisi Foto dan Suara untuk Alien yang Menemukan Voyager

Penemu dan masyarakat sekitar mempercayai bahwa sumur itu kuno karena bahan pembuatnya adalah gerabah atau jobong.

Jobong-jobong tersebut kemudian membentuk sumur dan kemudian seiring berjalannya waktu menjadi penyangga dinding agar tidak runtuh.

Menariknya, jobong-jobong kuno tersebut masih terlihat utuh dengan ketebalan sekitar satu centimeter, dengan tinggi sekitar 60-70 centimeter dan diameter 60 centimeter.

 Baca Juga: VOC Berdiri 20 Maret 1602, Perusahaan Multinasional Pertama di Dunia yang Bangkrut dengan Utang 137 Gulden

Untuk mendukung dugaan mengenai asal-usulnya, disekitar temuan tersebut banyak ditemukan pohon maja  yang buahnya pahit dan rimbunan pohon pisang.

Winarto menyebutkan bahwa pohon maja dapat dengan mudah dikenali lewat buahnya yang berwarna hijau terang dan berbentuk mirip jeruk bali, namun rasanya pahit.

Pohon maja seringkali muncul dalam kisah-kisah mengenai awal berdirinya Kerajaan Majapahit.

 Baca Juga: Sejarah Konflik Palestina Israel dan Kaitannya dengan Deklarasi Balfour 1917 oleh PM Inggris

Rencananya, akan dilakukan pengkajian terhadap sumur tersebut  dengan menggandeng Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

"Kalau bisa dipertahankan, kita akan berkoordinasi dulu dengan desa," kata Winarto.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah