KABAR WONOSOBO – Tradisi masyarakat suku Jawa memang dikenal sangat beragam baik untuk orang dewasa maupun bayi yang baru berumur beberapa bulan.
Seperti tradisi Tedak Siten yang merupakan budaya warisan leluhur masyarakat Jawa untuk seorang anak bayi yang menginjak usia sekitar tujuh atau delapan bulan.
Masyarakat suku Jawa percaya bahwa tradisi ini bertujuan baik untuk si anak bayi supaya bisa menjalani kehidupan secara mandiri.
Baca Juga: Melihat Tradisi Sadranan Jumat Legi di Pasar Parakan, Kirab Tumpeng Pedagang dan Doa Bersama
Tedak Siten sendiri berasal dari kata ‘tedak’ yang berarti menapakkan kaki dan ‘siten’ yang berasal dari kata ‘siti’ yang memiliki arti tanah.
Secara keseluruhan Tedak Siten diartikan sebagai penghormatan kepada bumi tempat anak mulai belajar dan menginjakkan kakinya ke tanah.
Upacara ini biasanya diselenggarakan pada pagi hari di depan pekarangan rumah dengan mempersiapkan ‘jadah’ atau ‘tetel’ tujuh warna.
Jadah atau tetel tersebut terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan parutan kelapa muda kemudian diberi warna merah, putih, hitam, kuning, biru jingga dan ungu.