Resensi Novel Populer ‘Magdalena’, Kapal Van Der Wijck Pernah Dituduh Memplagiasinya

- 20 September 2021, 11:12 WIB
Sampul depan novel Magdalena.
Sampul depan novel Magdalena. /Arum Novitasari./Kabar Wonosobo.

KABAR WONOSOBO - Jika seorang gadis mengatakan pada orang tuanya bahwa ia akan menikah atau sudah memiliki pasangan, sang orang tua biasanya akan bertanya, "Dia bekerja dimana atau pekerjaanya apa?" Atau mungkin pertanyaan lain yang sejenis. 

Novel Magdalena ini pertama kali ditulis oleh Alphonse Karr. Kemudian diterjemahkan oleh Mustafa Lutfi al-Manfaluti, seorang sastrawan Mesir.

Novel dengan judul asli Sous les Tilleus, asli berbahasa Prancis kemudian disadur Mustafa Lutfi Al Manfaluthi ke dalam bahasa Arab dengan judul Al Majdulin. Lalu novel ini menyebar ke seluruh dunia hingga ke Indonesia dan diterjemahkan dengan judul Magdalena.

Baca Juga: Sinopsis Kita, Kata, dan Cinta dari Khrisna Pabichara, Novel yang Menguji ‘Iman’ Berbahasa Indonesia

Polemik terjadi di Indonesia ketika novel "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" karya Hamka, dituduh memplagiasi novel ini. Polemik ini bermula dari tulisan di majalah "Bintang Timoer" tahun 1962, kemudian diikuti media lain. Hingga esai Abdullah SP “Aku mendakwa Hamka Plagiat” yang dimuat pada 5 dan 7 Oktober 1962.

Polemik tersebut hilang setelah almarhum HB Yasin, mengungkapkan analisa sekaligus pembelaannya pada karya Hamka. Kendati demikian, hingga saat ini tidak jelas apa yang terjadi.

Novel Magdalena menceritakan dua tokoh Magdalena dan Stevan. Cinta dipahami bukan sekedar cinta, namun juga harus ada kejelasan mengenai nasib dan masa depan.

Baca Juga: Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala, Kisahkan Perjalanan Mengupas Rahasia Miliarder Industri Rokok Kretek

Kisah ini berlatar belakang cinta tidak direstui sebab dianggap sang lelaki tidak memiliki masa depan. 

Ada proses materialisasi cinta, dan proses kalkukasi hati. Bukan karena si orang tua hendak mencari keuntungan seperti halnya perdagangan, tapi itu dilakukan semata hanya untuk melindungi sang anak.

Stevan adalah pemuda biasa yang jatuh hati pada gadis pemilik rumah tempatnya mengontrak. Orang tua Magdalena awalnya bersikap baik dan simpati pada Stevan yang dianggap sebagai laki-laki tangguh dalam menjalani hidupnya.

Baca Juga: Sinopsis Wild 2014, Reese Witherspoon Lakukan Perjalanan Seorang Diri Menyusuri Pasific Crest Trail

Namun meskipun Stevan dianggap tangguh dalam menghadapi hidup, orang tua Magdalena menolak saat anak perempuannya dipinang laki-laki seperti Stevan yang hidup susah.

Stevan akhirnya diusur dari rumah orang tua Magdalena. Keduanya tetap menjalin hubungan dan saling menguatkan melalui sepucuk surat.

Namun apa artinya cinta dalam sepucuk surat dan hubungan jarak jauh, jika seorang perempuan tidak kunjung mendapat kepastian kapan dipinang kekasihnya?

Baca Juga: Sisi Lain Manusia dan Kemanusiaan Dibedah Bagus Dwi Hananto dalam Novel Napas Mayat

Sedangkan gadis seusianya sudah hidup bersama suaminya. Dari perasaan ini, tragedi kisah cinta novel Magdalena dimulai. Kisah selengkapnya dapat dibaca dalam novel Magdalena.

Para pembaca akan dibawa Mustafa Lutfi al-Manfaluti terbawa dalam bahasa mendayu-dayu dan menyentuh hati dalam novel ini.

Mendengar seolah-olah kata-kata yang tertulis benar-benar keluar dari lubuk hati yang terdalam dari rintihan jiwa dua orang yang dimabuk cinta namun tak bisa bersua.

Selain novel Magdalena, Mustafa Luthi al-Manfaluti juga menyadur novel popular lain, diantaranya Sang Penyair, Rembulan Merah, Ambisi Meraih Mahkota, dan beberapa kumpulan puisi dan cerita pendek. ***

Editor: Arum Novitasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah