Santo Valentine yang pertama merupakan seorang pemberontak. Ia menentang kaisar Romawi Claudius II, yang mengatakan bahwa seorang pria muda tidak diperbolehkan untuk menikah dan sebagai gantinya harus bertugas di militer. Namun, ia diketahui masih menikahi kekasihnya secara rahasia.
Santo Valentine yang kedua membantu tahanan Kristen melarikan diri dari penjara Romawi dan kemudian ia ikut ditangkap dan dipenjarakan. Pada akhir hidupnya, secara ajaib ia menyembuhkan putri sipirnya dan mengubah seluruh kepercayaan keluarga tersebut menjadi Kristen.
Santo Valentine ketiga adalah seorang uskup Katolik di Terni. Berbeda dari kisah dua yang lain, sejarah St. Valentine III tidak diingat dengan baik sehingga tidak banyak yang mengetahui tentangnya.
Selain memiliki nama yang sama, ketiga Santo tersebut juga disebut meninggal dunia dengan cara yang tragis. Ketiganya diketahui dipenggal oleh kaisar Romawi yang berbeda.
Apakah Valentine adalah budaya Islam?
Berdasarkan penjelasan mengenai sejarah Valentine di atas, telah diketahui dengan pasti bahwa perayaan hari yang disebut Hari Kasih Sayang tersebut bukan merupakan bagian dari budaya Islam.
Buya Yahya juga menyampaikan, bahwa Valentine bukan merupakan budaya yang patut dirayakan oleh umat Muslim. Terutama karena syiar di dalam perayaan yang dilakoni per tanggal 14 Februari tersebut.
Baca Juga: UPDATE Gempa Turki Suriah: Korban Tewas Mencapai Lebih dari 33.000 Orang