Perubahan Iklim Makin Parah jika Pakta Leticia Tak Mampu Hentikan Deforestasi di Hutan Hujan Amazon

9 September 2021, 23:04 WIB
Hutan hujan Amazon di Amerika Selatan yang terancam karena deforestasi besar-besaran /www.tourhq.com

KABAR WONOSOBO – Dua tahun lalu para pemimpin dari berbagai negara telah membahas perlindungan untuk hutan Amazon melalui Pakta Leticia.

Pertemuan yang dilaksanakan di hutan kota Kolombia ini menyepakati untuk melindungi hutan hujan terbesar di dunia dengan lebih baik.

Para pemimpin  menandatangani kesepakatan penting untuk meningkatkan penurunan laju deforestasi di Amazon yang kemudian disebut Pakta Leticia.

Baca Juga: Akibat Kebakaran Hutan 2020, Kasus Gangguan Pernapasan di California Meningkat Tajam

Pakta Leticia yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut bertujuan untuk mendorong pemanfaatan hutan dan reboisasi yang berkelanjutan, memulihkan lahan terdegradasi dan penggunaan data satelit untuk memantau deforestasi, serta pemberdayaan perempuan dan kelompok masyarakat adat.

Seiring dengan berjalannya waktu, pakta yang telah disetujui oleh setidaknya tujuh kepala negara tersebut hingga saat ini banyak menimbulkan pertanyaan terkait pelaksanaannya.

Para pemimpin adat di wilayah hutan Amazon mengatakan jika sebagian besar janji mereka tidak terpenuhi.

Baca Juga: Kebakaran Hutan di Bagian Selatan Turki Merambah ke Daerah Pemukiman, Enam Orang Tewas

Para kritikus juga menyebutkan hanya sedikit bukti tentang perlindungan dan restorasi hutan yang berjalan sesuai dengan pakta.

Hutan hujan amazon justru semakin mengalami lonjakan deforestasi, yang menandakan bahwa rencana para pemimpin negara itu dikatakan gagal.

Perbedaan politik pemerintah, perubahan pemimpin nasional, motivasi ekonomi yang saling bertentangan, dan gangguan Covid-19, semuanya telah berkontribusi pada kegagalan Pakta Leticia.

Baca Juga: Kebakaran Hutan di Greenville, California Hanguskan Wilayah Tambang Emas Bersejarah

Julia Jacobin, seorang peneliti di Instituto Sociambiental, Brazil yang bekerja di wilayah Amazon mengungkapkan tidak ada dampak positif yang terjadi sejak kesepakatan itu ditandatangani.

Jacobin menyebutkan jika organisasi dan beberapa aktivis lain lah yang masih menjadi pendorong utama perlindungan hutan dan upaya dalam koordinasi wilayah.

Sementara Sandra Vilardy yang merupakan seorang asisten profesor di Universitas Los Andes Kolombia dan kepala observatorium di taman nasional memberikan komentarnya.

Baca Juga: Sedikitnya Tujuh Orang Meninggal Dunia dan Dua Orang Terluka Parah dalam Kebakaran Hutan di Aljazair

“Para pendukung perjanjian telah memiliki niat baik dan Kolombia juga telah melakukannya dengan baik tetapi pakta itu tidak menyerang akar masalah deforestasi,” kata Vilardy.

Vilardy menambahkan bahwa aktivitas manusia kini semakin membuat hutan mengalami deforestasi.

“Penambangan ilegal dan perluasan peternakan masih terus dilakukan,” tambah asisten profesor tersebut.

Baca Juga: Rusia Membara, Asap Kebakaran Hutan Siberia Paksa Masyarakat untuk Libur Kerja dan Tinggal di Rumah

Kurangnya tindakan nyata yang berarti dari Pakta Leticia ini juga telah menyebabkan iklim yang tak terkendali, memicu kebakaran hutan, banjir, kekeringan, dan badai yang semakin merusak secara global.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler