Seperti tengah menggambarkan bagaimana ‘baik’ dinding toilet yang mau mendengar aspirasi sampai dijadikan tempat para penyair menulis karyanya yang ditolak penerbit.
Menyuarakan yang tidak mampu bersuara lewat kritik senyap
Corat-Coret di Toilet terang-terangan menyajikan ironi bagaimana masyarakat kecil (tergambar menjadi para pengunjung toilet tersebut) susah sekali untuk mendapat perhatian atas aspirasi mereka.
Hingga sampai menjadikan dinding toilet sebagai sarana untuk bersuara. Hingga kemudian, dinding tersebut dicat ulang. Namun, tulisan-tulisan serupa kembali berdatangan dan kian ramai.
“Tulisan pertama berbunyi: “Aku tak percaya bapak-bapak anggota dewan, aku lebih percaya kepada dinding toilet,” kutipan halaman 29.
Baca Juga: Diskriminasi Pada Perempuan Diangkat di Novel Kim Ji Yeong Lahir Tahun 1982, Karangan Cho Nam Joo
Sindiran yang turut pula mengingatkan pembaca kepada salah satu kutipan dari novel karya Leila S. Chudori berjudul Laut Bercerita.
“DPRD dan DPR selama ini adalah septic tank, tempat penampungan belaka.”
Cerita-cerita selanjutnya, Eka Kurniawan berhasil mengangkat tema yang sebenarnya sederhana. Namun, dengan kepiawaiannya, mampu mengubah cerita bertema sederhana tersebut menjadi problem kemanusiaan yang layak untuk dipelajari.