Hubungan Diplomatik AS – Rusia Terancam Retak, Putin Tawarkan Diskusi Langsung Soal Tuduhan Joe Biden

24 Maret 2021, 20:21 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden ketika memberi pernyataan dari tangkapan layar video di laman Reuters tayang pada 18 Maret 2021). /Reuters

KABAR WONOSOBO –  Pada sebuah wawancara di ABC NEWS pada pekan lalu, 17 Maret 2021, ketika membahas tentang penarikan duta besar Rusia di Washington, Presiden Amerika Serikat Joe Biden membenarkan tuduhan bahwa Vladimir Putin adalah seorang pembunuh.

Seperti dilansir KabarWonosobo.com dari laman Reuters, atas pernyataan itu, presiden Rusia Vladimir Putin merespon pada Kamis, 18 Maret 201 bahwa dia mengajak presiden Joe Biden untuk segera berbicara langsung secara online tentang tuduhan itu.

Baca Juga: Amerika Serikat Dituduh Gunakan Teknologi Internet untuk Sensor Konten di Twitter

Atas kejadian itu, hubungan diplomatik AS – Rusia seakan kembali seperti paska perang dingin. Bahkan dalam tayangan TV Rusia, Putin balik menyerang Biden dengan pernyataan bahwa orang yang menuduhkan itu juga sama-sama melakukannya (juga pembunuh).

Putin menyebut bahwa komunikasi terakhir dengan Biden dilakukan lewat telepon dan atas permintaan Biden pada 26 Januari 2021 lalu setelah Biden dilantik sebagai Presiden AS.

Kini Putin meminta pembicaraan lebih lanjut secepatnya dengan komunikasi video langsung dan disiarkan live.

Baca Juga: Menhan Amerika Austin Temui Presiden Afghanistan Bahas Penarikan Pasukan dan Perdamaian

“Saya menawarkan presiden Biden untuk melanjutkan diskusi tapi dengan syarat harus dilakukan online, disiarkan langsung, tanpa jeda (perantara),” kata Putin ketika diwawancara terkait pernyataan Biden.

Pernyataan Joe Biden tentang tuduhannya pada Putin, bahkan diperkuat dengan juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki pada Kamis 18 Maret 2021. Psaki menyebut presiden Biden tidak menyesal telah mengeluarkan pernyataan itu dan menolak permintaan untuk berkomunikasi terbuka dan disaksikan publik.

“Saya menyatakan bahwa Presiden Biden telah berkomunikasi dengan Presiden Putin, meskipun masih banyak pemimpin Negara lain yang belum dihubunginya. Presiden Biden akan ada di Georgia dan sedang sibuk,” kata Psaki.

 Baca Juga: Amerika Serikat Dituduh Gunakan Teknologi Internet untuk Sensor Konten di Twitter

Terkait hubungan Rusia dengan Amerika, Putin menyebut sudah ada pembahasan, serta konflik regional lainnya. Namun akan dilanjutkan usai libur akhir pekan di kawasan yang dirahasiakan di Rusia.

Adanya pernyataan Biden terkait Rusia juga terkait dengan campur tangan Rusia pada pemilihan presiden AS pada November 2020 lalu. Biden bahkan menyebut bahwa hal itu akan dipertanggungjawabkan Rusia.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken pada Kamis 18 Maret 2021, menyebut bahwa pemerintah AS tengah menjajaki penyelesaian pipa gas Rusia dan melakukan evaluasi atas perkembangan masalah diplomasi yang bakal muncul.

Baca Juga: Hailey Ungkap Alasannya Tiba-tiba Menghilang dari Gemerlap Dunia Selebriti Setelah Menikahi Justin Bieber

Atas pernyataan Biden itu, Moskow telah melakukan upaya penarikan kedutaan besarnya untuk Amerika Serikat.

Sementara itu, dalam responnya terkait pernyataan Biden, presiden Putin juga membahas sejarah Amerika yang tak lepas dari pembantaian ras asli Amerika. Selain itu juga sejarah perbudakan hingga diskriminasi warga kulit hitam. Ditambah lagi menjatuhkan Bom Atom ke Japang di akhir Perang Dunia II.

“Mereka (Amerika) berpikir bahwa kami (Rusia) sama dengan mereka. Padahal kamiberbeda. Kami punya genetika berbeda dan nilai moral budaya yang berbeda juga,” kata putin tegas.

Baca Juga: Kekerasan Anti-Asia di Amerika Meningkat Sepanjang Pandemi, Anehnya Para Pelaku Didominasi Korban Rasisme

Menutup pernyataannya, Putin menyebut bahwa Rusia akan bekerjasama dengan AS pada area yang bidang yang menguntungkan Negara.

Amerika ke depannya harus menerima itu, meskipun mereka terus berupaya untuk menghalangi perkembangan Rusia. Apalagi adanya sanksi hingga hinaan itu.***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler