Sebagai informasi, kelompok pemberontak Front for Change and Concord in Chad (FACT), yang berbasis di perbatasan dengan Libya di utara Chad, menyerang sebuah pos perbatasan pada hari pemilihan dan kemudian maju ratusan kilometer ke selatan.
Tetapi militer Chad tampaknya telah berhasil memperlambat pergerakan pasukan pemberontak sekitar 300 km dari N'Djamena.
Senin, 19 April 2021 lalu, pihak pemberontak mengakui bahwa mereka menderita kerugian pada pertempuran hari Sabtu 17 April 2021, tetapi mereka mengatakan akan kembali bergerak pada hari Minggu dan Senin.
Chad memang terkenal sebagai salah satu negara yang sering mengalami fluktuasi politik.
Presiden Chad yang hobi berperang di garda terdepan itu bergabung dengan korps tentara pada tahun 1970-an ketika Chad mengalami perang saudara yang berkepanjangan.
Dia menerima pelatihan militer di Prancis dan kembali ke Chad pada tahun 1978, memberikan dukungannya kepada Presiden Hissène Habré dan akhirnya menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata.
Dia merebut kekuasaan pada tahun 1990 dengan memimpin tentara pemberontak yang berciri khas mengenakan penutup kepala gurun dalam serangan tiga minggu yang diluncurkan dari Sudan untuk menggulingkan Habre.
Habre adalah presiden Chad yang berkuasa saat itu, yang dituduh menjadi otak dari puluhan ribu pembunuhan politik.