KABAR WONOSOBO - Seorang pengemudi yang merekam empat polisi yang tewas dan sekarat yang baru saja ditabrak truk di jalan bebas hambatan Australia ditahan oleh polisi.
Richard Pusey dijatuhi hukuman 10 bulan penjara pada Rabu, 28 April 2021 hakim menyebut tindakannya sebagai hal yang tidak berperasaan, kejam dan memalukan.
Pialang hipotek berusia 42 tahun itu sebelumnya diputus bersalah di Pengadilan Wilayah Negara Bagian Victoria atas tuduhan menghina kesusilaan publik atas komentarnya dalam video adegan kecelakaan yang direkam dengan teleponnya.
Ini adalah pertama kalinya dakwaan tersebut dikeluarkan kembali di negara bagian itu sejak 1963.
Tuduhan paling serius yang akhirnya dia akui adalah perilaku sembrono yang membahayakan orang, yang membuatnya berpotensi diancam hukuman penjara maksimal lima tahun.
Hakim Trevor Wuler menghukum Pusey 10 bulan penjara, sejak dia ditahan 296 hari yang lalu.
Baca Juga: Biadab, Penembakan di Orange County Amerika Serikat Tewaskan 4 Orang, Satu diantaranya Anak-anak
Polisi menghentikan Pusey karena mengemudikan Porsche-nya dengan kecepatan 149 kilometer (93 mil) per jam di Jalan Tol Timur Melbourne pada bulan April tahun lalu.
Polisi bermaksud untuk menyita mobil Pusey karena Ia telah melampaui batas kecepatan 100 kilometer per jam ketika sebuah truk menabrak petugas itu, Porschenya dan dua mobil polisi di jalur pemberhentian darurat.
Pusey yang saat itu terhindar dari kecelakaan karena buang air kecil di balik semak-semak pinggir jalan tidak membantu tetapi malah merekam adegan tersebut.
Dalam video itu, Ia mengeluarkan komentar yang sarat sumpah serapah seperti, "dia hancur", "keadilan", "benar-benar menakjubkan", dan "cantik".
Ketika salah satu dari lima orang yang datang membantu petugas yang terkena bencana dan meminta Pusey untuk membantu, dia menjawab: "Mereka sudah mati," dan melanjutkan rekamannya.
Hakim mengatakan meski gangguan kepribadian Pusey mungkin bisa menjelaskan perilakunya, itu adalah kasus perilaku serius yang membuat marah kesusilaan publik.
Stuart Schulze, suami dari Lynette Taylor, salah satu petugas yang menjadi korban, menggambarkan hukuman itu sebagai terlalu ringan dan sama sekali tidak sepadan.
Wayne Gatt, sekretaris Asosiasi Polisi Victoria, persatuan polisi, menggambarkan Pusey sebagai "individu yang tidak berharga".
“Ketika ia mati, saya berharap dia menghadapi sikap dingin yang sama dan kebencian yang sama dengan yang dia berikan kepada anggota saya ketika mereka menghadapi kematian mereka, ”kata Gatt.
Pusey juga dituduh bersalah karena pelanggaran atas kecepatan di jalan raya dan kepemilikan ekstasi obat terlarang.
Ia dinyatakan positif menggunakan ekstasi dan ganja dalam pengujian air liur di pinggir jalan setelah dia menepi.
Dilansir Kabar Wonosobo dari The Associated Press, Ia didenda 1.000 dolar Australia (sekitar Rp11,2 juta dengan kurs Rp11.244/AUD) dan tidak diperbolehkan mengemudi selama dua tahun.
Baca Juga: Tidak Etis! Perpisahan Kelulusan SMA Berujung Dugem Diduga Digelar di Aula Kantor Bupati
Meski hukumannya hampir selesai, dia kemungkinan akan tetap ditahan karena tuduhan lain yang tidak terkait.
Dua pekan sebelumnya, Mohinder Singh, pengemudi truk yang menabrak keempat petugas itu, dijatuhi hukuman 22 tahun penjara.
Dia berada di bawah pengaruh narkoba dan kurang tidur ketika kecelakaan itu terjadi.
Ia juga mengaku bersalah atas empat dakwaan mengemudi ugal-ugalan yangmenyebabkan kematian orang, tiga dakwaan perdagangan narkoba dan satu dakwaan karena memiliki obat-obatan terlarang.***