Kedutaan China sebelumnya telah memberikan konfirmasi bahwa pesawat-pesawat itu tempur sedang melakukan pelatihan penerbangan rutin dan sudah menaati hukum internasional tanpa melanggar wilayah udara negara lain.
“China dan Malaysia adalah tetangga yang bersahabat, dan China bersedia melanjutkan konsultasi persahabatan bilateral dengan Malaysia untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas regional,” kata seorang juru bicara kedutaan China.
Baca Juga: Sejarah Roket Long March 5B China yang Dimulai Sejak 1970, Dinilai Kurang Bertanggungjawab
China sendiri telah mendorong klaim ekspansif atas Laut China Selatan yang dilalui oleh perdagangan kapal senilai sekitar US$ 3,96 triliun setiap tahunnya.
Negeri tirai bambu itu juga telah membangun fasilitas militer di pulau-pulau buatan pada wilayah tersebut.
Sementara Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga memiliki klaim serupa atas berbagai pulau dan fitur yang diklaim China.
Baca Juga: Jembatan Kaca di China Hancur Akibat Angin Kencang, Seorang Pria Terjebak di Ketinggian 100 Meter
Tahun lalu, diketahui jika sebuah kapal China mengalami kebuntuan selama sebulan dengan kapal eksplorasi minyak milik Malaysia di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Malaysia di Laut China Selatan.
Protes diplomatik dari Malaysia ini merupakan langkah susulan dari upaya yang sama oleh Filipina setelah sebelumnya selama berbulan-bulan ratusan kapal penangkapan ikan milik China berada di ZEE Filipina.***