Bencana Kelaparan Melanda, Orang Miskin Korea Utara Culik Anak Orang Kaya Demi Bisa Makan

- 7 September 2021, 22:15 WIB
ilustrasi penculikan anak yang terjadi di Korea Utara
ilustrasi penculikan anak yang terjadi di Korea Utara /pnews.org

KABAR WONOSOBO – Warga Korea Utara tengah menghadapi kesulitan ekonomi yang sangat kritis.

Warga miskin di Korea Utara bahkan terpaksa melakukan kejahatan seperti contohnya menculik anak-anak orang kaya demi mendapatkan uang tebusan.

Hal itu dilakukan agar orang-orang yang mengalami kesulitan keuangan bisa meminta uang tebusan demi mengisi perut mereka dan melanjutkan hidup.

Baca Juga: Pengakuan Kim Jong Un tentang Ekonomi Korea Utara, Berjuang Hadapi Situasi Terburuk Negaranya

Beberapa minggu terakhir pihak kepolisian bahkan telah mendapatkan empat laporan penculikan anak di seantero Korea Utara.

Sebagai informasi, Korea Utara telah menutup perbatasannya pada Januari 2020 sebagai upaya negara tersebut untuk mencegah Covid-19 masuk ke wilayah mereka.

Dampak dari penutupan perbatasan tersebut adalah terjadinya kelangkaan makanan, obat-obatan dan bahan bakar di kalangan masyarakat.

Baca Juga: Kim Jong Un Sebut Korea Utara Dilanda Kesulitan Pangan, Dampak Pandemi dan Sanksi Internasional

Dikutip Kabar Wonosobo dari Daily Mail, Sabtu, 4 September 2021 lalu, muncul sebuah laporan yang menyebutkan bahwa sebuah daerah terpencil di Korea Utara  tengah mengalami bencana kelaparan.

Bencana kelaparan tersebut dipicu oleh terhentinya industri dan pertanian akibat kelangkaan suku cadang dan tidak adanya pasokan bahan bakar.

Bencana kelaparan dan kekurangan makanan tidak hanya menimpa warga sipil, namun juga melanda tentara yang sedang menjalani wajib militer.

Baca Juga: Kim Jong Un Terlihat Makin Kurus, Warga Korea Utara Prihatin dan Menangis

Karena bencana kelaparan tersebut, seorang gadis berusia 6 tahun dilaporkan hilang saat tengah bermain di tepi sungai.

Padahal sungai tersebut terletak di sekitar rumahnya yang berada di daerah Sungchon, sebelah utara Pyongyang.

"Dia diculik dan disandera oleh seorang pria berusia tiga puluhan yang tinggal di desa yang jauh dari rumahnya," ungkap salah seorang saksi mata yang tidak disebut namanya.

Baca Juga: Baru Saja Alami Krisis Pangan, Lahan Pertanian di Pantai Timur Korea Utara Hancur Diterjang Banjir

Si penculik disinyalir mengetahui jika anak yang diculiknya adalah anak dari orang yang terbilang berada.

Pelaku penculikan bahkan telah memiliki nomor dari orang tua anak yang mereka culik sebelum melakukan aksi kejahatan tersebut.

Sebagai pengganti dari anak yang diculik tersebut, pelaku meminta uang tebusan sekitar 500 ribu won atau sekitar 8,84 juta rupiah kepada orang tua si anak.

Baca Juga: Gara-gara Dengarkan Lagu BTS, Calon Perwira Asal Korea Utara Diinvestigasi dan Terancam Hukuman

Mendapatkan ancaman tersebut, orang tua sang anak melaporkannya ke polisi dan memberikan nomor telepon yang dipakai oleh pemuda untuk meminta uang tebusan.

Polisi sendiri kemudian memproses laporan tersebut, melakukan pelacakan terhadap nomor telepon tersebut dan berhasil menangkap si pelaku.

Anak yang diculik kini telah kembali ke orang tua dan keluarganya dan si pelaku tengah menunggu kasusnya untuk segera diproses.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x